Selasa 19 Apr 2016 23:52 WIB

Masyarakat Sleman Didorong Kembangkan Tanaman Bambu

Bambu. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Bambu. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman terus mendorong masyarakat untuk menanam bambu di lahan-lahan marjinal karena tanaman jenis ini mempunyai banyak manfaat, terutama dari sisi ekonomisnya.

"Dari sisi ekonomi, saat ini kebutuhan bambu di industri kreatif baru terpenuhi 20 persen bambu dari Sleman. Sisanya, industri kreatif itu mendatangkan bambu dari luar daerah," kata Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto, Selasa (19/4).

Menurut dia, ada sejumlah industri pengolah bambu di Sleman, seperti sabun arang bambu, meubel, ataupun bambu yang diawetkan untuk diekspor.

"Hasil pendataan kami, ada 525 hektare lahan bambu di Sleman. Ditambah yang terakhir ada 190 hektare. Selanjutnya, kami akan dorong masyarakat supaya tersadar sendiri untuk mengembangkan atau membudidayakan tanaman bambu," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga berupaya mempertemukan antara kelompok perajin atau industri bambu dengan petani bambu.

"Pertemuan ini untuk memberikan gambaran mengenai nilai ekonomis bambau, sehingga masyarakat tertarik memanfaatkan lahan-lahan marjinal, bantaran sungai untuk menanam bambu, tidak hanya sengon atau jati. Tapi menanam bambu yang masih banyak potensinya ini," katanya.

Rofiq mengatakan, pihaknya saat ini juga sedang mencari pembibitan dari sisi teknologi. Karena dari industri tersebut, kadang meminta bambu yang mempunyai klasifikasi bagus. "Seperti ruasnya yang harus panjang," katanya.

"Salah satu pemilik dari Sahabat Bambu Indra Setiadarma, mengatakan sudah sembilan tahun terakhir ini dirinya menekuni usaha yang berbahan dasar bambu.

"Selama ini baru sekitar sepuluh persen saja bambu yang kami ambil dari Sleman. Selebihnya dari Malang, Magelang," katanya.

Ia mengatakan, jenis bambu yang digunakannya, di antaranya Apus, Wulung, serta Petung. "Bambu-bambu tersebut diawetkan untuk diekspor ke Taiwan, Malaysia, Filipina, serta Prancis. Bambu harus tua, mempunyai tingkat kelurusan yang baik, dan diameternya juga cukup," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement