Selasa 19 Apr 2016 14:36 WIB

Gerindra: PDIP Baru Sadar Ahok Merasa Lebih Besar dari Partai

Rep: Ratna Puspita/ Red: Ilham
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: JAk TV
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memutuskan maju sebagai calon independen pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono mengatakan, tindakan Ahok itu membuka mata PDI Perjuangan.

Ferry menuturkan, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu akhirnya sadar bahwa  Ahok merasa dirinya lebih besar dari partai. ‎"‎PDIP yang sempat GR (gede rasa) baru sekarang sadar," kata dia pada Diskusi Publik dengan tema Grand Corruption Ahok dan Para Kartelnya di Jakarta, Selasa (19/4).

Menurut Ferry, ‎Ahok sudah menunjukkan sikap mengabaikan partai politik setelah memenangkan pemilihan kepala daerah bersama Joko Widodo empat tahun lalu. Ahok semakin menjadi ketika dia keluar dari Gerindra karena tak sepakat dengan sikap partai.

Namun, PDIP sempat melirik Ahok yang keluar dari Gerindra sampai Ahok menyatakan tidak memilih PDIP pada Pilkada 2017. Kendati mendapat dukungan dari Partai Hanura dan Nasdem, Ahok menyatakan maju sebagai calon inpenden.

Ferry menyatakan, tindakan Ahok yang merasa lebih besar‎ dari partai itu tidak tepat. Sebab, Ahok membutuhkan partai ketika mendampingi Jokowi sebagai cagub pada Pilkada 2016. "Lain halnya kalau dia maju sebagai calon independen ketika itu," ujar dia.

Terlepas dari sikap Ahok terhadap partai, Ferry berdalih, Gerindra tidak akan mempolitisasi kasus-kasus yang menyeret Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini. Ahok sedang didera kasus reklamasi Teluk Jakarta dan pembelian lahan RS Sumber Waras. "Fokus pada fakta hukum saja," ujar dia.

Ferry menambahkan, Gerindra kembali mengutarakan permintaan maaf atas keterlibatan anggotanya pada dugaan suap kasus reklamasi Teluk Jakarta dari para pengusaha. ‎"Sekali lagi, kami meminta maaf. Saya juga menyatakan bahwa Gerindra berkomitmen agar UU KPK tidak direvisi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement