REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di sela-sela kunjungan kerjanya di Jerman, Presiden Joko Widodo mengunjungi Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi Profesional di Siemenstadt, Senin (18/4). Di pusat pelatihan tersebut, Presiden mengamati bagaimana sistem pendidikan kejuruan dengan model dual training diterapkan.
Pendidikan kejuruan dual training adalah pendidikan yang berorientasi kerja dan mengharuskan para siswa belajar di dua tempat, yaitu di sekolah dan di industri. Dengan sistem ini, terbentuk sinergitas antara pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di industri.
Beberapa negara telah mengadopsi sistem pendidikan kejuruan Jerman untuk menanggulangi pengangguran, seperti Amerika Serikat, Brasil, dan Rusia.
Direktur Senior Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi Profesional Thomas Leubner, menjelaskan pada Jokowi bahwa pendidikan kejuruan dual training terwujud berkat kerjasama pemerintah dengan industri. Kedua pihak bertanggung jawab mendesain kerangka pendidikan kejuruan dan pelatihan.
"Kementerian Ekonomi dan Energi Federal bersama dengan Pemenerintah Negara Bagian (Bundeslaender) Jerman mengorganisir kerangka pengembangan pelatihan. Kontrol terhadap jalannya pelatihan didelegasikan dari pemerintah kepada suatu lembaga yang disebut Industrie- und Handelskammer (Kamar Dagang dan Industri Jerman)," ujar Leubner, seperti disampaikan Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, yang ikut mendampingi Presiden selama di Jerman.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan bahwa Indonesia tertarik dengan model pendidikan kejuruan yang berhasil diterapkan di Jerman. Pemerintah meyakini, keahlian yang dihasilkan melalui jalur kejuruan dapat menjadi jawaban dalam menghadapi era kompetisi Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini.
"Di dalam kompetisi Masyarakat Ekonomi ASEAN, di bidang-bidang pekerjaan tertentu memang ada yang harus terus kita tingkatkan, salah satunya dengan cara memperkuat pendidikan vokasi," ujar Retno.