REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono mengatakan dari 3.546 hektare tanaman bawang merah di Brebes, hanya 126 hektare yang terkena hama ulat. Pemerintah mengambil respons dengan menyosialisasikan penanggulangan hama dengan menggunakan yellow trap dan botol bekas berisi foromon exi.
"Seharusnya sejak awal menggunakan yellow trap dan botol berwarna kuning. Namun botol biasa juga dapat dipasang," ujar dia, Senin (17/4).
Spudnik menuturkan, ngengat jantan akan masuk ke dalam sebuah botol berwarna kuning yang terisi feromon. Sementara untuk ngengat betina akan menempel di sebuah papan sebesar 20x30 cm.
"Itu lebih efektif dalam mengatasi hama (ulat) ngengat dibandingkan dengan pestisida," kata dia.
Menurutnya, alasan pestisida tidak mempan terhadap hama ulat yang menyerang tanaman sejumlah petani karena faktor dari penggunanya. Mereka menggunakan pestisida dengan cara mencampurkan atau mencoba meraciknya sendiri.
Kemudian Spudnik menuturkan ada sekitar 10 kecamatan yang menanam bawang merah di Brebes atau sekitar 3.546 hektare. Namun hanya sekitar 126 hektare tercemar hama ngengat.
Petani bawang merah di Kelurahan Kubang Sari, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes mengaku mengalami serangan hama ulat di desanya. Namun serangan tersebut masih dianggap serangan hama ringan.