REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan wilayah Nias Selatan, Sumatera Utara telah diguncang gempa. Guncangan ini terasa oleh masyarakat setempat sebanyak dua kali.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa pertama dengan kekuatan 5 SR terjadi dengan kedalaman 10 km pada Ahad (17/4) pukul 01.08 Wib. Gempa selanjutnya sebesar 5,1 SR pada kedalaman 15 km saat pukul 04.09 Wib. Pusat gempa di laut di 35-37 km Tenggara dari Kabupaten Nias Selatan.
"Gempa tidak berpotensi tsunami," ujar Sutopo dalam keterangab tertulisnya kepada Republika.co.id, Ahad (17/4).
Sumber gempa berasal dari jalur subduksi atau pertemuan lempeng tektonik Hindia Australia dan Eurasia. Meskipun kekuatan gempa cukup kecil namun karena sumber gempa dangkal dan dekat dengan daratan, maka gempa dirasakan cukup kuat. Masyarakat di Nias Selatan pun merasakan guncangan keras selama 15 detik. Karena itu, nasyarakat sempat panik dan berhamburan ke luar rumah.
Sampai saat ini, kata Sutopo, belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa. Selain itu, dia melanjutkan, tidak ada korban jiwa dalam persitiwa ini. "Masyarakat masih merasakan gempa susulan," ujar dia.
Kepulauan Nias, Mentawai, Siberut, Simeulue dan pulau-pulau di sebelah Barat Pulau Sumatera adalah daerah rawan tinggi dari gempabumi dan tsunami. Pulau-pulau tersebut terbentuk akibat proses subduksi lempeng tektonik. Dalam catatan sejarah gempa dan tsunami, daerah-daerah tersebut pernah mengalami gempa dan tsunami.
Sutopo menambahkan, masyarakat memiliki kearifan lokal merespon gempa dan tsunami. Namun demikian kearifan lokal saja tidak cukup karena prlu dibarengi dengan mitigasi bencana yang komprehensif. Sebagai daerah kepulauan dan aksesibilitas masih terbatas, kata dia, maka perlu terus ditingkatkan sarana prasarana pendukung untuk meningkatkan kapasitas pemda dan masyarakatnya.