Ahad 17 Apr 2016 04:00 WIB

BNPB Siap Jika Diminta Kirimkan Bantuan untuk Gempa Jepang

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Angga Indrawan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Antara
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya siap memberi bantuan untuk Jepang. wilayah Prefektur Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang Selatan kembali diguncang gempa susulan yang lebih besar magnitudenya.

Gempa 7,3 SR terjadi di Kumamoto pada Sabtu pukul 01.25 waktu setempat atau Jumat (15/4) pukul 23.25 WIB. Sebelumnya di daerah yang sama yaitu di Prefektur Kumamoto dengan kekuatan 6,4 SR pada Kamis (14/4) pukul 21.27 waktu setempat atau 20.03 WIB. 

"Hingga saat ini Pemerintah Jepang masih melakukan penanganan darurat, khususnya pencarian dan penyelamatan korban," kata dia, Sabtu (16/4).

Pusat gempa di daratan dengan kedalaman yang dangkal yaitu 10 km pada permukiman yang cukup padat penduduknya. Gempa 6,4 SR adalah gempa awal (foreshock) yang kemungkinan memicu gempa berikutnya yang lebih besar yaitu gempa 7,3 SR. 

Kedua gempa tersebut memiliki mekanisme yang sama yaitu sesar geser mendatar. Pada saat gempa pertama, 6,4 SR, gempa dirasakan berkisar VI-VII MMI atau sangat keras. Kemudian gempa kedua 7,3 SR memiliki intensitas gempa dirasakan hingga VIII-IX MMI atau getaran yang hebat sehingga sangat merusak.  

"Peringatan dini tsunami telah dicabut, namun sebagian masyarakat masih belum berani ke daerah pantai. Personil militer ditambah hingga 20 ribu personel tentara untuk melakukan penanganan darurat."

Logistik dan peralatan, terang Sutopo, juga ditambah. Meski peringatan tsunami telah dicabut, setelah sempat diberlakukan, warga di tepi pantai tetap diminta waspada. 

Kepala BNPB, Willem Rampangilei, telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB untuk terus memantau perkembangan dampak gempa Jepang. BNPB siap jika sewaktu-waktu diminta untuk mengirimkan bantuan ke Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement