REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi menjelaskan kronologis penangkapan dua terduga teroris kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah.
"Inisial mereka adalah I dan F. Mereka masuk dalam 29 daftar pencarian orang (DPO) Satgas Tinombala," katanya kepada wartawan di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Jumat (15/4).
Ia melanjutkan dua terduga teroris tersebut ditangkap tanpa perlawanan oleh Satgas Tinombala saat mencari makan di perkampungan masyarakat di Desa Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, siang hari sebelum shalat Jumat.
"Mereka ditangkap dalam kondisi kelaparan, tanpa senjata, namun membawa bom lontong lebih dari tiga buah," ujarnya.
Ruby menyebutkan bahwa kedua terduga teroris itu masuk dalam kelompok Santoso karena mereka ingin berlatih dan ikut dalam sejumlah kejahatan selama bersama Santoso.
"Untuk teknis, nanti setelah pemeriksaan baru saya sampaikan," ucapnya.
Kapolda mengatakan terduga teroris tersebut memang keluar dari tempat persembunyian yang mereka telah duga selama ini. Sehingga saat ini, pihaknya terus melakukan perkuatan di tempat-tempat yang telah diidentifikasi.
"Segala kemungkinan bisa terjadi, namun yang paling penting Satgas Tinombal mengantisipasi semua kemungkinan itu," ujarnya lagi.
Kapolda engan mengomentari terkait jumlah pasukan, perkuatan pasukan dan pergeseran pasukan. Tetap yang jelas pihaknya akan selalu mengubah taktik untuk menangkap Santoso.
Sebelumnya Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto tekah mengatakan bahwa ada penangkapan dua anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) jaringan Santoso tersebut.
"Benar, tadi usai shalat Jumat, dua orang itu ditangkap di salah satu kebun milik warga Kecamatan Poso Pesisir. Mereka langsung digiring ke Polres Poso untuk pemeriksaan selanjutnya," katanya.
Kedua pelaku menjalani interogasi di salah satu ruang laborotorium lapangan oleh tim Operasi Tinombala dari Polri dan TNI kemudian diamankan di sebuah tempat yang dirahasiakan.
Saat interogasi, wartawan mendengar suara salah satu dari kedua pelaku itu yang meminta petugas memberi makan dan berjanji akan membongkar semua rahasia setelah makan.
"Kasih makan dulu saya pak, nanti saya akan bongkar semuanya setelah makan," ucap seorang lelaki yang cukup jelas terdengar wartawan di luar ruangan pemeriksaan.