Jumat 15 Apr 2016 15:31 WIB

Masalah Reklamasi Semakin Ruwet Dinilai karena Arogansi Ahok

Rep: Amri Amirullah/ Red: Ilham
Rokhmin Dahuri
Foto: Republika
Rokhmin Dahuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diminta lebih bersikap akomodatif dalam menyelesaikan proyek reklamasi yang saat ini dihentikan sementara. Sikap Ahok yang terlalu arogan ke beberapa pihak dianggap membuat ruwet kelanjutan nasib reklamasi.

Mantan menteri kelautan dan perikanan Rokhmin Dahuri mengatakan, Ahok seharusnya tidak terus terbawa emosi. Sebab, proyek reklamasi ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh gubernur DKI.

Ada banyak pihak yang harus terlibat agar kekurangan regulasi dan prosedur amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) bisa dilengkapi. "Sebagai pemimpin harusnya Ahok bersikap bijak jangan selalu arogan dan terbawa emosi menghadapi masalah," kata dia kepada Republika.co.id, (15/4).

Proyek reklamasi menjadi heboh karena sejak diluncurkan pada 1995 hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tidak pernah terbuka kepada rakyat DKI dan warga pesisir Teluk Jakarta. Selama ini proyek reklamasi terlalu senyap. Ketika proyek ini terkendala masalah regulasi dan berujung pada kasus korupsi dan suap-menyuap, seketika itu juga menjadi perhatian publik.

Rokhmin yakin bila Pemprov DKI mau mengikuti semua proses tahapan regulasinya secara benar, proyek reklamasi ini tidak heboh. Ia menyarankan Ahok bisa meletakkan egonya agar penghentian reklamasi ini tidak berdampak semakin buruk.

DPRD dan Pemerintah DKI harus duduk berama dengan menteri kelautan dan perikanan. "Ajak para pakar, masyarakat sekitar, nelayan, LSM ,dan swasta. Kaji ulang dari awal, apa permasalahannya," ujar dia.

Bila ada yang tersangkut masalah hukum, serahkan ke KPK dan aparat untuk mengusutnya. Tapi, bila reklamasi dianggap belum melengkapi regulasi dan amdal, pemerintah terkait harus mencari jalan keluarnya.

Ia melanjutkan, bila masalahnya terkait lingkungan, bahaslah bersama para pakar untuk mencari bagaimana solusinya. Dan bila ada masyarakat yang merasa dirugikan dan dimarginalkan, ajak berpartisipasi lebih besar dan libatkan hingga menjadi bagian yang menikmati reklamasi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement