REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Poitik J Kristadi menilai, peran Sunny Tanuwidjaja, staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa menjadi kunci kebenaran pertemuan Ahok dengan pemilik Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma memiliki keberpihakan terhadap rakyat atau tidak.
"Sunny yang berperan membuka komunikasi antara Ahok dan Aguan. Apakah benar Ahok tetap bersikeras ingin mempertahankan 15 persen itu, atau pertemuan itu ada transaksi politik lain," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (14/4). (Ahok: Bu Susi Berani tidak Batalkan Reklamasi).
Menurut dia, seharusnya KPK yang memeriksa Sunny bisa melihat kebenaran klaim keberpihakan Ahok itu. Apakah benar pertemuan Ahok dengan Aguan yang terjadi beberapa kali itu berpihak kepada rakyat atau justru didistorsi dengan transaksi politik.
Sebagai staf Ahok, bagi dia, sah saja Sunny menghubungkan Ahok dengan siapa pun. Tapi dalam konteks proyek reklamasi, hal itu bisa menjadi masalah, terutama dengan adanya dugaan penyelewenagan di proyek ini.
Ahok mengklaim, ia bersikukuh dengan 15 persen, tapi pegusaha mintanya hanya lima persen dan melobi DPRD. Itulah penyebab kasus suap terhadap Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi.
"Sekarang yang perlu dibuktikan siapakah yang membela rakyat, dari DPRD kah atau Ahok," ujarnya.
Sebelumnya, staf khusus Ahok, Sunny Tanuwidjaja mengakui Ahok beberapa kali bertemu dengan pemilik Agung Sedayu Group Aguan dalam beberapa kesempatan. Sunny yang saat ini dicegah KPK ke luar negeri diduga menjadi penghubung Aguan dengan Ahok.
Sunny diduga berperan membuka komunikasi agar menurunkan kewajiban pengembang memberi kontribusi reklamasi dari 15 persen menjadi lima persen dalam raperda tata ruang pantai utara Jakarta.