Kamis 14 Apr 2016 16:49 WIB

Penderita Tumor Ganas Ini Mau Diobati Setelah Dibujuk Bupati

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Andi Nur Aminah
 Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menjenguk anak penderita tumor ganas, asal Kampung Mekarjaya, Desa Sawit, Kecamatan Darang?dan, Kamis (14/4). (Republika/Ita Nina Winarsih)
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menjenguk anak penderita tumor ganas, asal Kampung Mekarjaya, Desa Sawit, Kecamatan Darang?dan, Kamis (14/4). (Republika/Ita Nina Winarsih)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Agis Jaenudin (14 tahun) remaja asal Kampung Mekarjaya RT 14/06, Desa Sawit, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat (Jabar) harus meringis menahan sakit. Pemuda tanggung ini, menderita penyakit tumor ganas di lutut kaki kanannya. Beruntung, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi langsung mendatanginya. Sehingga, pemuda ini bisa dirujuk ke RSHS Bandung.

Ai Masikah (46 tahun), ibu kandung Agis, mengatakan, anaknya itu menderita tumor sejak tiga bulan terakhir. Awalnya, ada benjolan kecil di belakang lutut kaki kanan. Karena tinggal di kampung, benjolan itu dikirinya hanya bisul. 

"Kemudian, Agis main ke Kakaknya di Cikampek dan main bola. Lalu terjatuh," ujar Ai, kepada Republika.co.id, Kamis (14/4). 

Sejak saat itu, terjadi pembengkakan di kakinya. Benjolan itu, makin hari bertambah besar. Bahkan, puncaknya sampai sebesar bola sepak plastik ukuran sedang. 

Melihat kondisi itu, keluarga sudah berupaya membawa Agis ke sejumlah rumah sakit. Baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Akan tetapi, solusinya hanya satu, yakni harus diamputasi. Mendengar amputasi, Agis menolaknya. 

Karena itu, keluarga membawanya ke pengobatan alternatif. "Sampai tadi malam, anak saya ini tak mau dibawa ke rumah sakit," ujar Ai.

Namun setelah ada warga yang mengadu ke SMS Center Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi pun langsung mendatangi kediaman Agis. Setelah dibujuk oleh bupati, pemuda yang hanya sekolah sampai kelas dua SMP ini, akhirnya bersedia di rujuk ke RSHS Bandung.

Dedi mengatakan, pihaknya sudah sering menemukan kasus warga yang sakit, tetapi menolak untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, setelah dibujuk sama bupati, baru bersedia. 

"Salah satunya Agis ini. Padahal sebelumnya, dari desa, kecamatan dan staf bupati sudah membujuk. Tapi anaknya menolak untuk dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Hari ini, pemuda tersebut dipaksa untuk mau berobat ke RSHS Bandung. Karena penyakitnya sudah parah, jadi dia dimasukan sebagai pasien umum. Bukan lagi pasien dengan pelayanan BPJS ataupun jaminan Purwakarta istimewa (Jampis). "Untuk biayanya, ditanggung oleh saya. Termasuk, biaya untuk ibunya yang menunggui Agis selama di RSHS," jelas Dedi.

Selain sembuh, Dedi mengatakan akan meminta supaya Agis mau melanjutkan sekolahnya. "Tidak ada alasan apa pun untuk tak sekolah. Karena, pemerintah sudah menjamin sepenuhnya," kata Dedi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement