REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), menyebutkan populasi gajah sumatra (//Elephas maximum Sumatranus) yang hidup liar di kawasan hutan Provinsi Jambi terus berkurang. Saat ini diperkirakan tinggal sekitar 150 ekor.
Kepala BKSDA Provinsi Jambi Syahimin di Jambi, Kamis (14/4) mengatakan populasi gajah sumatra di Jambi akan terus berkurang akibat masih adanya perburuan liar untuk mendapatkan gading binatang dilindungi itu.
Dari sebanyak 150 ekor gajah sumatra di Provinsi Jambi tersebut sebagian besar adalah berjenis kelamin betina. Sedangkan yang jantannya semakin berkurang, sehingga dikhawatir reproduksi mereka menjadi terganggu.
"Jika jumlah gajah jantan berkurang, maka dikhawatirkan populasinya akan terganggu. Karenanya perlu pelestarian dengan pengawasan dari semua pihak termasuk warga untuk penyelamatan gajah itu," kata Syahimin.
Disebutkan bahwa usia gajah sumatra bisa mencapai rata-rata 60 tahun. Sehingga perlu terus dilakukan pelestarian dan pengawasan yang ketat bersama dalam menjaga kelestarian kehidupan gajah sumatra yang sudah menjadi hewan langka.
Kemudian dia menambahkan dalam beberapa tahun terakhir ini sejak 2013 lalu hingga sekarang, ada tujuh kasus perburuan gajah liar yang terjadi dan tercatat di Provinsi Jambi. Dari kasus tersebut, baru satu kasus yang berhasil terungkap pelakunya.
Terakhir satu kasus seekor gajah sumatra liar ditemukan mati dalam kondisi membusuk dan gadingnya hilang di Kabupaten Tebo. Dua pelakunya ditangkap polisi, sementara tiga pelaku lainnya masih diburu.
Gajah yang mati diburu dan diambil gadingnya tersebut adalah gajah sumatra yang didatangkan dari Lampung. Gajah itu sudah dipasangi GPS untuk mengetahui keberadaanya kawanan gajah yang dihidup liar di hutan.
BKSDA Jambi bersama lembaga swadaya perlindungan satwa dan gajah kini terus melakukan pengawasan dan pelestarian gajah sumatra yang ada di Provinsi Jambi.