REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior dari lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J. Kristiadi mengemukakan politikus Partai Golkar Airlangga Hartarto memiliki peluang menjadi Ketua Umum pada Musyawarah Nasional Luar Biasa asalkan berani tampil sejak dini.
"Budaya Jawa Airlangga harus ditinggalkan. Artinya kalau mau tampil ya tampil saja, tidak perlu malu atau ragu," ujar Kristiadi dalam diskusi bertema Golkar Menuju Partai Progresif yang diselenggarakan Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan, Rabu (13/4).
Kristiadi menilai Airlangga merupakan satu calon yang bisa diperhitungkan selain Ade Komarudin (Akom), Setya Novanto, Idrus Marham dan yang lainnya.
Sebagai tokoh yang relatif muda, Airlangga dipandang dapat memenuhi unsur kriteria Ketua Umum Golkar yang dapat menawarkan pembaharuan dalam partai beringin.
Lebih jauh Kristiadi menilai pada akhirnya calon ketum Golkar akan bermuara pada dua atau tiga nama saja.
Selain Airlangga, calon yang menurut dia patut diperhitungkan adalah Ade Komarudin. Dengan posisi Ade Komarudin selaku Ketua DPR saat ini, kata dia, Ade bisa dengan mudah menunjukkan keberpihakannya kepada pemerintah.
"Misalnya dalam revisi UU KPK, UU Pilkada atau Tax Amnesty, Akom menunjukkan keberpihakannya kepada pemerintah. Namun hal itu bukan berarti pemerintah sudah pasti mendukung Akom. Pemerintah akan mendukung siapa yang paling memberi kenyamanan bagi perjalanan tugas pemerintah," nilai Kristiadi