REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki mengakui sulit bagi pemerintah untuk memenuhi tuntutan para 'Kartini' Pegunungan Kendeng yang meminta agar pembangunan pabrik di wilayah mereka dihentikan. Sebab, kata Teten, investasi sudah berjalan.
"Opsi dari mereka memang tidak mudah bagi kita untuk memutuskan. Karena investasinya sudah jalan, pembangunannya sudah jalan," ucap Teten di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (13/4).
Teten sendiri mengaku sudah menemui sembilan petani yang melakukan aksi protes dengan menyemen kaki mereka di depan Istana. Pada para Kartini tersebut, dia menjanjikan akan menyampaikan aspirasi mereka pada Presiden.
Teten mengaku memahami keresahan petani atas pembangunan pabrik semen didasari oleh adanya hubungan yang kuat antara penduduk asli dengan daerah tempat tinggal mereka. "Karena keterikatan secara budaya, kehidupan, dengan tanah sebagai sumber penghidupan, mereka merasa itu dieksploitasi secara ekonomi dengan industri semen," ucap dia.
Oleh karena itu, Teten menjanjikan pemerintah akan mengkaji serius persoalan ini dan mencari jalan tengah terbaik. Dia juga meminta agar para Kartini Pegunungan Kendeng menghentikan aksi protes mereka yang tergolong ekstrem tersebut.