REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Suhu udara di Kota Batam, Kepulauan Riau, panas menyengat dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam suhu mencapai lebih dari 34 derajat celcius.
"Suhu maksimum yang dicatat kemarin siang 34,2 detajat celcius," kata Kepala Stasiun BMKG Batam Philips Mustamu, Rabu (13/4).
Suhu udara di kota itu terasa lebih panas dibanding hari normal, dengan suhu antara 30-31 derajat Celcius. BMKG memprakirakan kondisi itu akan terus berlangsung hingga akhir April 2016.
Namun, diperkirakan suhu udara tidak akan mencapai 35 derajat Celcius. Selain suhu udara yang relatif tinggi, cuaca panas juga dipengaruhi kelembaban udara yang tinggi di wilayah Batam.
"Terasa gerah bukan hanya pengaruh temperatur saja, kelembaban udara yang tinggi dan langit yang tertutup awan secara penuh bisa membuat kita terasa gerah dan panas," ujarnya menjelaskan.
Potensi hujan tetap ada, hanya saja peluangnya kecil dan berupa hujan lokal dengan tempo singkat. BMKG memperingatkan masyarakat untuk mengantisipasi aktivitas awan comulus, yakni hujan yang deras dalam tempo singkat dan disertai petir dan guntur serta angin puting beliung. Saat ini, arah angin juga kerap berubah dengan kecepatan yang juga fluktuatif.
"Karena sudah masuk kondisi pancaroba maka perlu diwaspadai aktivitas comulus," ucapnya.
Philip menjelaskan, cuaca Batam yang panas dan waspada comulus itu tidak terkait dengan fenomena atau musim tertentu, karena wilayah itu tidak memiliki musim.
"Batam dan atau Kepri tidak memiliki musim, artinya tidak ada batasan yang jelas antara kemarau dan penghujan, tetapi memiliki tipe hujan equatorial karena memiliki dua puncak hujan yakni Desember hingga Januari dan Mei hingga Juni," jelasnya.