Rabu 13 Apr 2016 12:21 WIB

Tak Mau Bayar Tebusan, Pemerintah Serahkan Negosiasi ke Perusahaan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Femy Wowor (kedua kanan) dan Djariana Pakade (ketiga kanan), istri dan ibu kandung dari Julian Philip mengikuti ibadah keselamatan di kediaman mereka di Desa Sasaran, Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (6/4).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Femy Wowor (kedua kanan) dan Djariana Pakade (ketiga kanan), istri dan ibu kandung dari Julian Philip mengikuti ibadah keselamatan di kediaman mereka di Desa Sasaran, Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu menyerahkan negosiasi untuk untuk membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf kepada perusahaan yang mempekerjakan mereka.

Ia mengatakan pemerintah Indonesia menghendaki zero money alias tidak ada sepeser pun uang yang diberikan kepada para teroris tersebut. Karena itu, pemerintah menyerahkan negosiasi kepada perusahaan.

"Biar perusahaan yang nego. Itu lebih baik. Kita enggak bisa masuk juga, kalau diperintah baru kita jalan," ujar Ryamizard saat ditemui Republika di Kantor Menhan, Rabu (13/4).

(Baca juga: JK: Pemerintah tak akan Bayar Uang Tebusan)

Ryamizard mengatakan saat ini sudah menyiapkan pasukan jika memang diperlukan. Sayangnya, kesiapan itu masih terganjal izin dari militer Filipina yang menjamin bisa membebaskan sandera.

Informasi yang terakhir Ryamizard dapatkan ke 10 WNI masih dalam keadaan sehat dan masih bisa terpantau oleh pihak Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement