REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si mengatakan dana penelitian yang disediakan untuk perguruan tinggi saat ini masih minim dibandingkan dengan jumlah penelitian yang ada.
Ia mengemukakan hal itu dalam Kuliah Umum Hilirisasi Pengembangan Produk Unggulan Hasil Penelitian Inovatif di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) di Kampus Kentingan Solo, Selasa (12/4).
"Jumlah dana penelitian untuk tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun sementara jumlah penelitian tercatat 280 orang. Jelas, dengan dana sebesar itu kurang apabila ingin meningkatkan mutu hasil penelitian dan bisa dimanfaatkan masyarakat," katanya.
Dana penelitian yang terbatas itu jelas tidak akan mampu untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) guna melakukan penelitian, meskipun di Indonesia itu mempunyai bahan baku yang luar biasa.
Dirjen mencontohkan seperti industri obat-obatan yang hampir 90 persen mendatangkan bahannya dari luar negeri, padahal bahan baku untuk membuatnya dari Indonesia.
"Di negara kita tanaman obat-obatan yang bisa dibuat bahan baku obat itu cukup banyak, tetapi karena keterbatasan sumber daya manusia tidak bisa mengolahnya. Hal-hal seperti ini harus menjadi pemikiran kita bersama, termasuk para ilmuwan di perguruan tinggi," katanya.
Ia mengatakan sekarang ini di Indonesia ada 143 perguruan tinggi negeri dan hal itu masih belum termasuk perguruan tinggi swasta. "Saya berharap dalam melakukan penelitian hendaknya bisa langsung bermanfaat bagi masyarakat dan bisa memberikan nilai tambah.