Senin 11 Apr 2016 13:04 WIB

Pembebasan Sandera Tergantung Kelihaian Negosiator

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Esthi Maharani
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Agustin Pilohoma (50) dan Jemmy Repi (58) duduk di belakang foto putranya, Alfian Elvis Repi, di kediaman mereka di Desa Kauditan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (6/4).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Agustin Pilohoma (50) dan Jemmy Repi (58) duduk di belakang foto putranya, Alfian Elvis Repi, di kediaman mereka di Desa Kauditan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme, Haris Abu Ulya mengatakan, pemerintah harus lihai bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf agar bisa berhasil menyelamatkan 10 WNI yang disandera. Pemerintah harus mengintensifkan komunikasi melalui simpul-simpul penting yang didengar oleh kelompok tersebut.

"Ini langkah bawah tanah yang harus lebih masif," ujar Haris, kepada Republika, Senin (11/4).

Ia mengaku khawatir jika 10 WNI tersebut terlalu lama disandera. Bukan hanya menyangkut nasib mereka tetapi preseden buruk yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.

Seperti diketahui, 10 WNI saat ini sedang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf. Mereka meminta uang tebusan. Namun, hingga saat ini permintaan tersebut belum dikabulkan. Pemerintah masih berupaya bernegosiasi.

"Jadi kuncinya di negosiator untuk bisa mengulur waktu," kata Haris.

(Baca juga: Umar Patek Jadi Negosiator Pembebasan Sandera Abu Sayyaf)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement