REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebagai kota penyangga Jakarta yang penduduknya sebagian besar beraktifitas ke Jakarta, maka lebih dari 70 persen pergerakan orang didominasi oleh pergerakan dari dan ke Jakarta. Namun sayangnya pergerakan tersebut kurang didukung oleh ketersediaan jaringan jalan yang ada.
Akses Utara-Selatan saat ini baru dilayani oleh tiga ruas jalan yaitu ruas jalan Limo Cinere, ruas Jalan Margonda dan ruas jalan Raya Bogor. Demikian diutarakan, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub), Gandara Budiana saat ditemui di Terminal Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Ahad (10/4).
Menurut Gandara, Kota Depok sebagai kota pemukiman, pada awalnya tidak dipersiapkan untuk menjadi suatu Kota. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana jalan yang terbatas baik dari sisi jaringan. Terbatasnya koridor penghubung Barat-Timur dan Utara-Selatan, serta kapasitas jalan yang terbatas yakni lebar jalan rata-rata 5–7 m.
''Pola jaringan jalan Kota Depok berbentuk Centroid (tersentralisir ke pusat kota) sehingga menyebabkan arah pergerakan orang dan barang cenderung melalui pusat kota, yang berdampak pada kemacetan sepanjang jalan-jalan dari pinggiran kota yang mengarah ke pusat, baik perjalanan internal-internal kota maupun internal–eksternal Kota Depok,'' kata Gandara.
Lanjut dia, beruntung Kota Depok menjadi lintasan kereta KRL Jabodetabek yang setiap harinya dapat melayani lebih kurang 104.180 penumpang per hari di lima stasiun yang ada di Kota Depok, yakni stasiun KRL Universitas Indonesia (UI), Pondok Cina, Depok Baru, Depok Lama dan Citayam.
Namun, tingginya pergerakan orang ke Jakarta menggunakan kereta KRL tidak serta merta menyelesaikan masalah, karena pada kenyataannya tingginya frekuensi perjalanan kereta KRL juga telah menimbulkan tingginya antrean akibat perlintasan sebidang dengan jalan rel yakni di Jalan Dewi Sartika dan ruas-ruas jalan lainnya.
''Untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah hampir disetiap sudut jalan di Kota Depok, selain melakukan pembangunan pelebaran jalan, pembangunan jalan baru, juga kami mengusulkan pembangunan stasiun Light Rail Transit (LRT) ke Pemerintah Pusat,'' kata Gandara.
Diungkapkan Gandara, usulan stasiun LRT di Cimanggis pada Trase Cibubur–Bogor sudah masuk agenda pembangunan, namun pihaknya mengusulkan penambahan percabangan trase LRT dari stasiun akhir Cibubur ke arah stasiun Pondok Cina sebagai pengembangan Transit Oriented Development (TOD). ''Tentu diharapkan dengan adanya stasiun LRT dapat mengurai kemacetan,'' harapnya.