Senin 11 Apr 2016 03:03 WIB

Daftar Tunggu PDAM Purwakarta Capai 24 Ribu Pemohon

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Pipa PDAM (ilustrasi)
Foto: Wordpress
Pipa PDAM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- PDAM Tirta Dharma Kabupaten Purwakarta, mencatat, jumlah daftar tunggu sampai saat ini mencapai 24 ribu pemohon. Akan tetapi, perusahaan daerah tersebut belum mampu melayani jumlah pemohon yang menunggu lantaran masih terkendala dengan jaringan.

"Kami masih membutuhkan suntikan dana, untuk menambah pipa jaringan," ujarnya, kepada Republika.co.id, akhir pekan kemarin.

Menurut Susanto, panjang pipa milik PDAM dengan diameter 50 sampai 400 milimeter, mencapai 336,5 kilometer tersebar, di wilayah perkotaan, Wanayasa, Darangdang dan Plered. Tahun ini, lanjutnya, PDAM mendapat suntikan dana sekitar Rp 150 miliar. Suntikan dana tersebut, untuk menambah luas pipa jaringan. Sumber dana itu, terdiri dari nilai investasi berjalan, kemudian APBN dan investasi dari APBD kabupaten.

Dengan anggaran ini, maka jaringan pipa PDAM akan menembus sampai wilayah industri yang ada di bagian timur Purwakarta. Seperti, Kecamatan Campaka dan Cibatu. Dengan begitu, layanan PDAM akan semakin luas. Termasuk, masuk ke kawasan industri.

"Tapi, kami butuh juga anggaran sebesar Rp 100 miliar lagi untuk recovery mesin dan pipa. Sebab, mesin dan pipa yang aktif di beli sejak 1980 lalu," ujarnya.

Jika semuanya sudah diperbaharui, lanjut Susanto, maka waiting list yang menumpuk bisa terlayani. Mengingat, sumber air untuk PDAM ini sangat mencukupi. Karena, bisa mengandalkan air dari Waduk Jatiluhur.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, pihaknya meminta supaya PDAM segera beralih dari perusahaan sosial ke perusahaan yang berorientasi profit. Sebab, dari dulu PDAM selalu rugi. Akibatnya, perusahaan itu tidak sehat dan tak bisa memerperbaharui peralatannya.

"Untuk menuju ke sana, tahun ini kami mengalokasikan Rp 33 miliar sebagai penyertaan modal PDAM," ujarnya.

Selain itu, Dedi meminta pola penghitungan meteran air sudah harus diganti. Tak lagi, dilakukan secara manual. Melainkan, harus serba digital. Supaya, tidak ada lagi kasus pencurian air yang dilakukan oleh oknum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement