REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pameran Mesin Rokok Internasional yang akan dihelat di Jakarta dinilai menyasar anak-anak dan remaja. Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) melansir bahwa pameran tersebut hendak menjadikan generasi muda menjadi perokok-perokok baru.
"Pameran tersebut difokuskan pada rokok yang diproses menggunakan mesin, jenis rokok yang paling populer dan paling banyak dikonsumsi anak-anak dan remaja," kata anggota IAKMI Mouhamad Bigwanto melalui siaran pers dari BEM IM FKM UI diterima di Jakarta, Sabtu (9/4).
Bigwanto mengatakan anak-anak dan remaja lebih menyukai sigaret kretek mesin dan rokok putih daripada rokok jenis lain. Jenis rokok tersebut diproduksi oleh mesin-mesin, bukan dikerjakan oleh buruh pelinting rokok.
Karena itu, Bigwanto menilai WTPM memang sengaja menyasar anak-anak muda dan remaja untuk menjadi perokok-perokok baru. Itu merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak. "Prevalensi merokok di Indonesia telah ada pada posisi darurat. Global Youth Tobacco Survey 2014 menunjukkan 20 persen pemuda di Indonesia menggunakan tembakau," tuturnya.
Dengan tingginya konsumsi rokok, terutama pada remaja bahkan anak-anak, pameran WTPM sangat tidak berpihak pada pembangunan kesehatan dan kesejahteraan karena dapat menurunkan kualitas kecerdasan dan produktivitas generasi bonus demografi yang unggul.
Karena itu, Bigwanto mengajak masyarakat untuk melindungi Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia dari intervensi industri tembakau dengan cara apa pun.