Sabtu 09 Apr 2016 17:48 WIB

Seratusan Balai Latihan Kerja Indonesia Berstatus Buruk

Rep: C36/ Red: Nur Aini
Pembinaan pekerja di Balai Latihan Kerja.
Foto: Antara
Pembinaan pekerja di Balai Latihan Kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), mencatat sebanyak 104 balai latihan kerja (BLK) yang berstatus buruk. Kondisi ini disebabkan kurangnya instruktur yang memberikan pelatihan di BLK tersebut.

Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemenaker, Khairul Anwar, mengatakan saat ini baru ada 55 BLK yang berstatus baik. Sebanyak 120 BLK lain saat ini berstatus sedang.

"Sisanya, ada 104 BLK yang statusnya tidak baik. Penyebab utamanya karena kekurangan instruktur (pelatih keterampilan) di BLK," kata Khairul kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (9/3).

Menurut Khairul, kebutuhan ideal instruktur di BLK seluruh Indonesia mencapai 12 ribu orang. Saat ini, Indonesia baru memiliki sekitar 3.100 instruktur.

Untuk mengatasi kekurangan jumlah instruktur, pihak Kemenaker berencana merekrut ratusan instruktur. "Targetnya, pada akhir 2016 ada penambahan jumlah instruktur hingga 3.300-an orang. Dengan jumlah instruktur yang cukup, kami harapkan alumni BLK lebih dapat memenuhi standar kebutuhan industri Indonesia," kata Khairul.

Hingga 2016, Indonesia telah memiliki 279 BLK. Sebanyak 17 BLK berstatus milik pemerintah pusat, sementara 262 BLK lain milik pemerintah daerah.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement