Jumat 08 Apr 2016 14:15 WIB

Nasdem Tolak Mobil Fortuner Baru untuk DPRD Jabar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Mobil dinas pejabat di halaman parkir Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (6/4).
Foto: Dede Lukman Hakim
Mobil dinas pejabat di halaman parkir Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jawa Barat (Jabar) M Iqbal menerima demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa menolak pengadaan mobil dinas baru untuk anggota DPRD Jabar. Rencananya para anggota DPRD Jabar akan mendapat fasilitas mobil dinas baru berjenis Toyota Fortuner.

Ratusan massa dari Aliansi Peduli Jabar menggeruduk Gedung DPRD Jabar, Jumat (8/4). Mereka yang berteriak lantang langsung mereda usai M Iqbal mengaku, partainya tidak akan menggunakan mobil dinas baru.

"Kami Nasdem dan Hanura, akan menolak kendaraan tersebut. Bahkan kalau disuruh dikembalikan yang dulu (Toyota Rush)," ujar Iqbal lewat pengeras suara seraya mengatakan siap mengembalikan.

Iqbal berharap, aspirasinya bisa diikuti oleh anggota dewan yang lain. Iqbal pun, sempat melakukan perbincangan dengan sejumlah massa. Tidak berlangsung lama terlibat perbincangan, pendemo pun membubarkan diri dengan tertib.

Iqbal mengatakan, alasan dirinya melakukan penolakan pembelian mobil dinas baru bagi 95 anggota dewan karena, dana desa dipangkas hingga separuhnya untuk penyelenggaraan PON. Padahal, sebenarnya masih ada anggaran lain yang tidak begitu mendesak.

"Masalah ini sudah jadi. Sehingga disikapi partai kami, kenapa tidak mengambil dana dari kendaraan dinas bukan dana desa yang justru untuk PON," katanya.

Iqbal mengaku, akan menyampaikan aspirasinya pada pimpinan DPRD. Harapannya seluruh fraksi yang ada di DPRD Jabar akan menolak usulan pembelian mobil baru, dan memanfaatkan mobil jenis Toyota Rush yang ada.

Dalam aksi damai tersebut Aliansi Peduli Jabar meminta agar para wakil rakyat  menolak pembelian mobil baru tersebut yang akan dialokasikan dari APBD 2016.

"Menolak pengadaan mobil mewah anggota DPRD Jabar, lebih baik dipergunakan bagi kepentingan masyarakat kecil dan mendorong menciptakan lapangan kerja," kata Hendra Krisdiana koordinator aksi.

Menurut dia, masyarakat saat ini tengah menghadapi situasi ekonomi labil. Bagi masyarakat miskin pembelian mobil merupakan pukulan berat.

"Potret kemiskinan terjadi dimana-mana. Pemberitaan gizi buruk, korban banjir masih mewarnai. Tentu ini akan ironis," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement