REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah memiliki data-data warga negara Indonesia (WNI) yang menyimpan uangnya di luar negeri untuk menghindari pajak sebelum pada akhirnya data-data tersebut bocor melalui Panama Papers.
"Sebelum Panama pun saya sudah punya satu bundle nama-nama," kata Jokowi dalam rapat kerja bersama para kepala daerah hasil pilkada serentak 2015, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/4).
Dengan data tersebut, kata Jokowi, dirinya mengetahui siapa saja yang mempunyai simpanan di perbankan luar negeri, khususnya negara tax haven (bebas pajak) untuk melakukan penghindaran pajak.
"Bapak simpan di Swiss, saya tahu. Simpan di Singapura, saya tahu. Bapak simpan di TPPI pun saya juga tahu," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, dunia internasional sebentar lagi memang akan memasuki era keterbukaan informasi di bidang perbankan mulai 2017 atau 2018 atau automatic exchange of information (AEoI). Indonesia pun sudah menyatakan diri akan masuk ke dalam program AEoI tersebut.
"Siapa pun yang punya simpanan (di luar negeri) dibuka total, meskipun kedahuluan oleh Panama Papers," kata Jokowi.