Rabu 06 Apr 2016 21:21 WIB

Pemkot Surabaya Tambah 18 Titik Rusun

Rumah Susun alias Rusun (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Rumah Susun alias Rusun (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menambah 18 titik rumah susun (rusun) yang rencananya direalisasikan secara bertahap mulai 2016.

Kepala Dinas Pengelolan Bangunan dan Tanah (DBPT) Kota Surabaya Maria Ekawati Rahayu, di Surabaya, Rabu, mengatakan pihaknya telah menyiapkan lahan di 18 titik tersebut agar bisa siap dibangun sewaktu-waktu oleh pemerintah pusat. "Ke-18 titik rusun yang mulai direalisasikan tahun ini seluruhnya dibangun dengan menggunakan dana APBN," katanya.

Menurut dia, Pemkot Surabaya hanya bertugas untuk menyediakan lahan dan mempersiapkan lahan untuk rusun tersebut agar pemerintah bisa langsung membangun. Ke-18 rusun tersebut sebagian adalah tahap lanjutan dari rusun yang sekarang sudah ada.

"Dari 18 titik rusun itu, di antaranya berlokasi di Siwalankerto, Jambangan, Romokalisari, Sememi, Dukuh Menanggal, Keputih, Tambahsari, dan juga Kenjeran. Kalau yang di Siwalankerto, Jambangan dan Romokalisari itu tambahan dari yang sebelumnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Yayuk menjelaskan pembangunan rusun ini dilakukan dalam rangka untuk menyediakan hunian sewa dengan biaya rendah. Terlebih saat ini, jumlah daftar pemohon unit rusun sudah banyak.

Setidaknya, lanjut dia, dari daftar yang dimiliki DPBT, warga yang menunggu dalam daftar antrean rusun sebanyak 2.300 kepala keluarga (KK).

Anggaran yang disiapkan dalam APBD tahun 2016 sebesar Rp50 miliar. Dana itu dipakai untuk menguruk tanah dan menetapkan lahan siap bangun atau pematangan lahan. Yayuk mengatakan beberapa lahan yang sudah siap bangun di antaranya adalah Siwalankerto, Jambangan, Tambaksari, Keputih, dan Romokalisari.

"Beberapa titik memang disiapkan tahun ini, sedangkan lainnya dimatangkan pada tahun 2017. Sebab, dalam hitungan kami, tidak mungkin realisasi rusun bisa diselesaikan dalam satu kali tahun anggaran. Tentunya dilakukan bertahap," ujar Yayuk.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemanfaatan Bangunan DPBT Kota Surabaya Agus Suprioyo mengatakan ada kemungkinan bentuk dari rusun yang akan dibangun tahun 2016 ini berbeda dengan sebelumnya.

Sebab, lanjut dia, dari pemerintah pusat pun penyebutan rusunnya berbeda. Jika biasanya disebut blok, kini disebutnya tower. "Kapasitasnya juga berubah. Jika dulu satu blok berisi 96 unit, sekarang satu tower isinya 144 unit. Bentuknya nanti seperti apa kami juga belum tahu pasti," kata Agus.

Ia berharap dengan penambahan unit rusun di tahun 2016 ini akan membawa manfaat bagi warga Surabaya yang masih belum memiliki hunian. Sebab sewanya murah, di bawah Rp 100 ribu per bulan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement