REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- BMKG Stasiun Pekanbaru mendeteksi tujuh titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Provinsi Riau. Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin mengatakan, ketujuh titik panas yang terpantau pencitraan satelit Terra dan Aqua pada pukul 16.00 WIB itu masing-masing lima titik di Bengkalis dan dua titik di Kabupaten Siak.
Dari tujuh titik panas yang terdeteksi, empat di antaranya dipastikan sebagai titik api yang mengindikasikan adanya Karlahut dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. "Keempat titik panas itu terpantau di Kabupaten Bengkalis," ujarnya di Pekanbaru, Rabu (6/4).
Meski begitu, ia mengatakan secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau cerah hingga berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang. Hujan yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang berpeluang terjadi hampir di seluruh wilayah Riau terutama wilayah Riau bagian barat, tengah, dan selatan pada sore atau malam dini hari.
Sementara untuk wilayah pesisir timur Riau, seperti Bengkalis, Meranti, Siak, Dumai dan Rokan Hilir terpantau masih minim hujan sehingga berpotensi terjadi kebakaran lahan. BMKG memprediksikan seluruh wilayah Provinsi Riau akan memasuki musim hujan pada pertengahan atau pada pekan kedua April 2016.
Analis BMKG Pekanbaru Ardian Ardithama mengatakan saat ini wilayah Riau bagian barat, selatan dan utara telah memasuki musim hujan. "Hanya wilayah timur atau bagian pesisir seperti Rokan Hilir, Meranti, Bengkalis dan Dumai yang masih minim curah hujan," jelasnya.
Ia menjelaskan musim hujan itu akan terjadi hingga akhir April 2016. Sementara pada awal Mei diprediksi memasuki musim pancaroba sebelum dipastikan kembali kemarau pada akhir Mei hingga akhir Agustus 2016.