Rabu 06 Apr 2016 13:01 WIB

Harga Premium Eceran di Daerah Ini Lebih Mahal Dibanding Pertamax

Red: Nur Aini
Seorang pedagang bensin eceran jenis premium (ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang pedagang bensin eceran jenis premium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG ARO -- Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di tingkat pengecer lebih mahal dibandingkan jenis Pertamax yang dijual oleh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

Warga Lubuak Gadang Timur, Hendra mengatakan harga premium di tingkat pengecer saat ini dijual Rp 9.000 hingga Rp 10 ribu per liter, sedangkan Pertamax hanya Rp 8.200 per liter di SPBU.

"Harga BBM sudah dua kali turun, tetapi di tingkat pengecer harganya tidak berubah, malahan Premium lebih mahal dari Pertamax," katanya di Padang Aro, Rabu (6/4).

Dia mengatakan, untuk pengisian BBM sepeda motornya ia lebih sering mendatangi kios pengecer karena jarak SPBU cukup jauh. "Saya kaget saat melakukan pengisian Pertamax di SPBU yang harganya jauh di bawah eceran," katanya.

Dia berharap dengan sudah turunnya harga BBM, maka di tingkat pengecer juga disesuaikan agar masyarakat tidak diberatkan dengan harga. "Kita berharap pemerintah bisa mengatur harga bensin eceran sehingga saat terjadi penurunan harga pengecer juga menyesuaikan," katanya.

Sementara itu, pedagang bensin eceran berinisial "Y" di Lubuak Gadang, mengatakan ia sebenarnya juga tidak ingin memberikan harga yang tinggi kepada pengendara, tetapi hal itu harus dilakukan.

"Saya membeli bensin dengan galon 30 liter di SPBU dengan harga Rp 220 ribu sehingga setelah dikalkulasikan setiap liternya dibeli dengan harga Rp 7.333 per liter, makanya penjualan eceran juga tinggi," katanya.

Sementara itu, Ketua LSM Topan Solok Selatan, Sutan Saridin meminta pemerintah setempat melalui dinas terkait agar aktif dalam melakukan pengawasan pengisian BBM dengan galon atau jerigen di SPBU.

"Wajar jika harga di tingkat pengecer tinggi, sebab pihak SPBU membebankan biaya isi jerigen pada pengecer sebesar Rp10 ribu per galon," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Energy Sumber Daya Mineral (ESDM) Solok Selatan, Amril Bakri mengatakan, pihaknya tidak mengatur tentang pejualan BBM eceran. "Saat BBM sulit kita memang pernah mengeluarkan rekomendasi untuk para pengecer yang bisa membeli BBM dengan jerigen, tetapi saat ini tidak ada lagi," katanya. Terkait adanya biaya pengisian BBM dengan jerigen merupakan kebijakan sepihak SPBU, termasuk soal harga

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement