Selasa 05 Apr 2016 11:29 WIB

Anggota DPRD Jabar Minta Fortuner, Aher Belum Tahu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham
all new fortuner
Foto: Republika/dian fath
all new fortuner

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota DPRD Jawa Barat, mengajukan pengadaan mobil baru jenis Toyota Fortuner pada Pemprov Jabar. Namun, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku belum mengetahui pasti permintaan mobil dengan kapasitas 2700 cc tersebut.

Pengajuan mobil yang bisa menguasai medan berat itu diinginkan Ketua Komisi I DPRD Jabar, Syahrir. Anggota dewan dari Gerindra ini menilai mobil dinas DPRD seharusnya setara dengan mobil yang dipakai pejabat eselon II Pemprov Jabar.

"Tanya ke dewan, tanya ke dewan sajalah ya," kata Heryawan yang akrab disapa Aher di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Selasa (5/4).

Aher mengatakan, bisa saja Pemprov Jabar melaksanakan permintaan para wakil rakyat tersebut. Pengajuan 100 mobil Fortuner itu, bisa mencapai Rp 50 miliar dengan asumsi satu unit mobilnya yakni Rp 500 juta.

"Dewan mengajukan bisa kita laksanakan, kalau tidak diajukan tidak dilaksanakan," kata Aher.

Namun, Aher enggan mengomentari lebih lanjut tentang pengajuan mobil baru bagi para anggota legislatif tersebut. "Dewan mah wakil masyarakat. Lihat saja reaksi masyarakat seperti apa," katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi I DPRD Jabar mengatakan, pengajuan mobil baru memang diperlukan. Sebab mobil yang selama ini digunakan sudah lebih dari lima tahun atau peninggalan anggota DPRD Jabar periode sebelumnya.

"Mobil ini sudah lebih dari lima tahun. Anggota sekarang kerap mengganti service sampai beberapa juta. Karena itu biaya sendiri. Kan sifatnya pinjam pakai," kata Syahrir.

Syahrir menilai, para wakil rakyat saat ini layak memperoleh mobil dengan kapasitas cc lebih besar sekelas Fortuner atau Pajero Sport. Karena, status anggota DPRD Jabar setidaknya sama dengan pejabat eselon II di eksekutif.

Sedangkan pimpinan DPRD, tidak dimasukan karena sudah menggunakan mobil dinas mewah jenis Toyota Camry yang harganya dibanderol di atas Rp 750 jutaan. "Kami minta sejajar dengan pejabat eselon II. Ini sudah rutinitas kami di lapangan sehingga harus menunjang," katanya.

Kalau Dapil diperkotaan, kata dia, sedan juga tak masalah. Tapi, ia memang minta untuk mobil lapangan. "Kita lihat saja Garut besarnya kaya apa, mobilitasnya tinggi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement