REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 437 perkampungan di Kabupaten Lebak, Banten, sampai sekarang belum teraliri listrik. Warga pun terpaksa menggunakan lampu petromak dan lampu temlok. "Kami tahun ini mendapat pembangunan jaringan listrik di 51 perkampungan dengan alokasi Rp 2,9 miliar dari APBD setempat," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lebak Sopiyan di Lebak, Senin (4/4).
Pemerintah daerah tahun ke tahun terus menuntaskan perkampungan yang belum tersentuh jaringan penerangan listrik bisa direalisasikan. Sambil menunggu giliran warga diharapkan bersabar. Penerangan listrik merupakan komitmen Bupati Lebak, Iti Octavia agar kehidupan masyarakat dapat sejahtera.
Saat ini, kata dia, masih banyak ditemukan perkampungan di Kabupaten Lebak yang belum memiliki jaringan listrik. Karena itu, pemerintah daerah terus mengoptimalkan pembangunan jaringan listrik melalui program Listrik Masuk Desa (LMD) agar perkampungan tersebut dapat menikmati penerangan listrik.
Namun, pembangunan jaringan listrik itu relatif terbatas akibat minimnya anggaran daerah. "Kami minta Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat dapat melakukan intervensi dengan mengalokasikan dana pembangunan jaringan listrik itu," ujarnya menjelaskan.
Sopyan menjelaskan, pemerintah daerah 2016 hanya menuntaskan sebanyak 51 perkampungan dapat teraliri penerangan listrik melalui program LMD. Sedangkan, sisanya sebanyak 383 perkampungan diharapkan empat tahun ke depan bisa dituntaskan melalui bantuan program LMD dalam upaya mendukung Banten Terang.
Program LMD itu di antaranya perkampungan yang belum tersentuh penerangan listrik akibat terbatasnya distribusi daya listrik. Selain itu juga kebanyakan masyarakat tinggal di perbukitan dan pegunungan, sehingga menyulitkan pihak PLN untuk memasang jaringan listrik. "Kami optimistis tahun 2019 seluruh perkampungan di Lebak bisa menikmati jaringan penerangan listrik," katanya.
Menurut dia, dari 437 perkampungan yang belum tersentuh jaringan listrik itu berada di 28 kecamatan.
Namun, secara umum jumlah desa/kelurahan yang ada di Lebak sudah teraliri penerangan listrik, kecuali Desa Kanekes yang wilayahnya dihuni suku Baduy. "Kami minta warga yang belum menikmati jaringan penerangan listrik bersikap sabar," katanya.
Sementara itu, Adhari (45), warga Kecamatan Bojongmanik Kabupaten Lebak, mengatakan, kampungnya yang dihuni sebanyak 30 kepala keluarga hingga kini belum menerima pasokan listrik karena tidak ada jaringannya.
Masyarakat di sana terpaksa menggunakan lampu petromak dan lampu cempor yang ditempel pada dinding rumah.
Untuk itu, pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah maupun PLN setempat agar segera dipasang jaringan listrik, namun hingga kini belum juga terealisasi. "Kami berharap tahun ini perkampungan kami dapat dialokasikan untuk mendapatkan program LMD," katanya.