Senin 04 Apr 2016 12:30 WIB

Mendadak Dipanggil Presiden, Menko Darmin Mengaku Hanya Laporan Saja

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Joko Sadewo
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Menko Perekonomian Darmin Nasution
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Menko Perekonomian Darmin Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koodinator (Menko) Bidang Perekonomian‎ harus bergegas menemui Presiden Joko Widodo sekitar pukul 09.30 WIB, Senin (4/4). Bahkan Darmin yang telah memiliki agenda untuk pembahasan pembangunan smelter akhirnya harus ditunda.

Usai ‎bertandang ke Istana, Darmin pun kembali ke kantornya karena memiliki agenda untuk bertemua dengan Menteri Pertanian dari Jerman. Darmin mengatakan, pertemuan dengan Presiden hanya berlangsung sekitar 20 menit saja.

Ia mengaku dalam pertemuan itu melaporkan sejumlah program yang telah dirapatkan sebelumnya. "Tadi lapor ke Presiden aja. Tentang ease of doing business (EODB) sama one map policy (OMP)‎ itu yang dengan (Badan informasi geopasial) buat peta untuk seluruh Indonesia," ujar Darmin.

Selain itu,‎ Darmin juga membicarakan perihal acara sinergi antara kementerian dan lembaga  (K/L) mengenai pangan yang akan dilakukan di kota Breses tanggal 11 April mendatang. Apalagi sejauh ini harga bawang maupun cabai yang menjadi komoditas kota ini justru sering naik-turun.

"Kita butuh sinergi untuk buat harga jangan terlalu besar fluktuasinya, dan ini akan di-lauching nanti di Brebes. Bapak (Jokowi) setuju," lanjut Darmin.

Darmin pun menyebut, pelaporan dadakan ke Presiden ini dikarenakan beliau akan bertolak ke luar kota untuk beberapa hari ke depan. Sehingga harus dilaporkan secepatnya.

Presiden Jokowi memang diagendakan untuk lepas landas ke kota Ambon, Maluku, siang ini. Selain itu Jokowi juga disebut akan melakukan kunjungan ke Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement