REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi 18 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau, Senin (4/4).
"Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pukul 05.00 WIB hari ini terpantau sebanyak 18 titik panas yang menyebar di enam kabupaten dan kota se-Riau," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru.
Ia merinci 18 titik panas yang terdeteksi tersebut, berada di Bengkalis lima titik, Meranti dan Pelalawan, masing-masing empat titik, serta Rokan Hilir tiga titik. Selain itu, titik panas turut terpantau di Dumai dan Siak, masing-masing satu titik.
Sugarin menjelaskan dari 18 titik panas yang terpantau, 12 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan karlahut dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. Dia mengatakan terdapat tiga wilayah sebagai penyumbang titik api terbanyak, yakni Bengkalis empat titik serta Meranti dan Pelalawan, masing-masing tiga titik. "Selanjutnya satu titik api lainnya dideteksi berada di Dumai dan Siak," ujarnya.
Dia menjelaskan akibat kebakaran lahan yang terpantau dalam beberapa hari terakhir, jarak pandang di sejumlah wilayah Riau menurun. Di Kota Dumai jarak pandang berkisar dua kilometer dengan status diselimuti kabut asap tipis, di Pekanbaru, Pelalawan, dan Rengat jarak pandang berkisar 2,5 kilometer hingga lima kilometer dengan status udara kabur.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan satu helikopter asal Rusia jenis MI-8 untuk memaksimalkan penanggulangan karlahut di Riau. Kepala BPBD Riau Edwar Sanger menjelaskan dengan datangnya satu helikopter multifungsi asal Rusia itu, penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Riau yang cukup marak beberapa hari terakhir, dapat dioptimalkan.
Secara khusus, Edwar memberikan apresiasi kepada BNPB yang mendukung penuh upaya Satgas Karlahut Riau menangani bencana tahunan tersebut. "Selain itu, saya juga mengucapkan terima kasih kepada komandan Lanud yang memberikan fasilitas apron helikopter," katanya.
Edwar mengatakan helikopter yang diterbangkan langsung oleh pilot asal Rusia itu, akan berada di Riau hingga Juni 2016.
Ia berharap, sinergi yang baik setiap bidang yang tergabung dalam Satgas Karlahut dapat mencegah terulangnya kebakaran yang terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, Riau kedatangan satu helikopter jenis yang sama pada akhir Maret 2016. Selama ini, helikopter MI-8 yang tiba terlebih dahulu dioptimalkan untuk melakukan pengeboman air di wilayah pesisir Riau yang cukup marak terjadi kebakaran lahan.