REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, berencana membuat akademik (sekolah) khusus bela diri. Sekolah ini, akan memadukan tiga unsur, yaitu bela diri, tari dan teater. Dengan begitu, ilmu bela diri asal Indonesia akan semakin bergengsi di kancah internasional.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, saat ini ilmu bela diri asal Indonesia masih di pandang sebelah mata. Padahal itu aset bangsa. Karenanya, bela diri lokal sudah sepantasnya diperhatikan oleh pemerintah. Supaya, para penggiat-penggiat bela diri ini semakin termotivasi lagi. Serta, minimalnya ada pengakuan.
"Kami, sudah menyelenggarakan festival bela diri dunia. Kedepan, akan ada akademi khususnya," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Ahad (3/4).
Akademi ini, nantinya akan menjaring anak-anak yang berminat mengikuti pelatihan bela diri. Salah satu yang dikembangkan, yaitu pencak silat. Sebab, pencak silat merupakan kekuatan budaya. Sekolah ini, akan dikelola secara profesional.
Cecep Arif Rahman, Dewan Kepelatihan Pencak Silat Panglipur, mengakui, sangat mengapresiasi dengan inisiatif Pemkab Purwakarta ini. Apalagi, Purwakarta telah sukses menyelenggarakan festival bela diri dunia. Festival ini, merupakan yang kali pertama di Indonesia. Bahkan, di Asia Tenggara.
"Ini, sesuatu yang positif bagi dunia bela diri tanah air," ujarnya.
Menurutnya, dalam bela diri ini banyak terkandung unsur. Seperti, pencak silat, olah raga, karawitan, bela diri, serta pengobatan. Semua unsur ini, dipadukan jadi satu. Karena itu, pihaknya mendorong supaya pemerintah lebih memerhatikan lagi ilmu bela diri lokal.