Ahad 03 Apr 2016 18:36 WIB

Pascapanen, Sebagian Petani Sukabumi Beralih Tanam Palawija

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang petani menanam biji palawija di areal sawah yang mengering di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (7/7).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang petani menanam biji palawija di areal sawah yang mengering di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebagian petani di selatan Kabupaten Sukabumi mulai beralih menanam palawija.

Langkah ini dilakukan untuk menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung pada awal Mei dan Juni mendatang.

"Sebagian petani sudah dihimbau untuk tanam palawija seperti kacang kedelai," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada Republika Ahad (3/4).

Hal tersebut khususnya ditujukan kepada petani yang sudah panen padi dan akan memulai bercocok tanam kembali.Peralihan jenis tanaman ini ujar Sahlan dilakukan untuk menghadapi datangnya musim kemarau.

Pasalnya, pada saat kemarau biasanya terjadi kesulitan pasokan air untuk mengairi areal persawahan. Seperti diketahui sebagai besar lahan persawahan di selatan termasuk sawah tadah hujan.

Kondisi tersebut lanjut Sahlan, akan merugikan petani yang sudah terlanjur menanam padi. Di mana, pengolahan jenis tanaman tersebut sangat membutuhkan air.

Sehingga jika dipaksakan, maka dikhawatirkan perkembangan padi tidak maksimal dan bahkan terjadi gagal panen (puso) akibat kekeringan.

Selain tanaman kedelai ungkap Sahlan, petani juga menanam berbagai macam buah-buahan seperti semangka dan labu.

Tanaman ini dinilai mempunyai nilai lebih karena tingginya permintaan terutama menjelang datangnya bulan puasa pada Juni 2016 mendatang. Namun sambung Sahlan, di sisi lain ada petani lainnya yang tetap menanam pada pada musim tanam kedua ini.

"Kemungkinan daerah tersebut masih cukup pasokan airnya dan tidak menggantungkan pada air hujan," imbuh dia.

Sementara di sisi lain Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi tengah berusaha melakukan percepatan olah tanam padi dibandingkan mengalihkan ke palawija.

Upaya ini untuk mengejar target produksi padi pada 2016. Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan, percepatan olah tanam padi dilakukan selepas musim panen pada Maret dan April.

Data DPTP Sukabumi menyebutkan, pada 2016 ini sasaran luas tanam mencapai seluas 160.450 hektare. Di mana hingga awal Maret lalu, pencapaian luas tanam padi mencapai 90.307 hektare atau 83,84 persen dari sasaran musim tanam pertama 107.714 hektare. Namun, diprediksi akan tercapai 100 persen pada Maret dan April.

"Sasaran luas tanam ini melebihi tahun sebelumnya yang hanya 158.600 hektare," imbuh Sudrajat.

Sehingga ada peningkatan seluas 1.850 hektare. Sudrajat menerangkan, pencapaian sasaran luas tanam seringkali terkendala dengan musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan terutama di selatan Sukabumi.

Dampaknya, musim tanam kedua dan ketiga tidak dapat berjalan dengan lancar karana masalah pengairan. Pada 2016 ini ungkap Sudrajat, DPTP masih optimistis dengan pencapaian sasaran luas tanaman padi.

Syaratnya, musim penghujan dapat berlangsung cukup lama untuk mengairi areal persawahan. Sehingga sambung Sudrajat, DPTP meminta petani untuk mempercepat proses tanam agar bisa memenuhi sasaran luas tanam.

Sementara di sisi lain, pemerintah berupaya memperbaiki sarana irigasi untuk membantu pengairan bagi lahan pertanian.

Kenaikan sasaran luas tanam ini ungkap Sudrajat otomatis akan meningkatkan jumlah produksi padi. Pada tahun ini diharapkan produksi beras bisa mencapai 370 ribu ton. Jumlah ini meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya 350 ribu ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement