REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Perusahaan Listrik Negara di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diminta tidak memadamkan listrik, khususnya selama pelaksanaan ujian nasional karena bisa mengganggu konsentrasi siswa menjawab soal ujian.
"Kami masih khawatir karena saat ini listrik belum normal kami berharap PLN tidak memadamkan listrik," harap Kepala SMAN 2 Sampit, Kodarahim di Sampit, Sabtu (2/4).
SMAN 2 Sampit merupakan satu dari tujuh sekolah di Kotawaringin Timur yang menggelar ujian nasional berbasis komputer atau computer base test (CBT) pada 4 hingga 12 April nanti.
Enam sekolah lainnya yang juga menggelar CBT yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2 Sampit, SMKN Kotabesi dan SMKN Cempaga. Sedangkan 43 sekolah lain melaksanakan ujian nasional berbasis kertas.
Kekhawatiran serupa juga dirasakan pihak sekolah lain, khususnya yang menggelar ujian sistem CBT. Meski semua sudah menyiapkan genset, namun pemadaman listrik tetap saja membuat waswas karena akan mengganggu.
"Kekhawatiran saya, kalau kendala ini terjadi saat pelaksanaan ujian nasional nanti, anak-anak menjadi stres dan berdampak pada psikologis anak karena ini berkaitan masa depan merek. Seharusnya saat ujian, mereka jangan sampai dipusingkan soal urusan teknis lagi," kata Wakil Kepala SMAN 3 Sampit yang membidangi kurikulum, Pariyan.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Ahmad Syaifudi mengatakan, persiapan ujian nasional, termasuk ujian dengan sistem CBT, sudah maksimal. Pihak sekolah menerima naskah soal ujian secara online yang dikirim ke server masing-masing sekolah.
"Terkait pasokan listrik, kita berharap PLN bisa mengamankan sampai ujian selesai setiap harinya yakni pukul 16:00 WIB. Kemarin pihak PLN menyatakan sudah menyiapkan semua karena instruksi langsung dari pemerintah untuk ikut menyukseskan ujian nasional. Kemarin setelah pengecekan oleh PLN, masih ada sekolah yang gensetnya belum bisa meng-cover seluruh komputer, jadi ada yang menyewa dari pihak ke tiga," jelas Syaifudi.
Manajer PT PLN Rayon Sampit, Ginter Theo Limin mengatakan, pihaknya berkomitmen mendukung pelaksanaan ujian nasional. Untuk sekolah-sekolah yang menggelar ujian nasional berbasis komputer, PLN mengantisipasi pemadaman dengan menyiapkan genset.
Namun Ginter tidak berani menjamin tidak adanya pemadaman malam hari saat anak-anak sedang belajar karena malam hari merupakan saat beban puncak.