REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal mengatakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus menjadi tulang punggung perekonomian desa.
"Selain tulang punggung, BUMDes harus jadi alat pendayagunaan bagi peningkatan perekonomian masyarakat," kata Illiza Saaduddin Djamal di Banda Aceh, Sabtu.
Wali Kota mengatakan, badan usaha milik gampong atau desa dibentuk untuk menguatkan perekonomian desa. Apalagi, modalnya dimiliki oleh pemerintah desa.
Tujuan pembentukan badan usaha tersebut, lanjut dia, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan badan usaha ini diharapkan setiap desa bisa mengembangkan potensi sumber dayanya.
"Setiap desa atau gampong memiliki potensi sumber daya tersendiri. Keberadaan badan usaha ini harus mampu menggali potensi yang ada, sehingga bisa dikembangkan menjadi sumber ekonomi masyarakat," terang Wali Kota.
Oleh karena itu, Wali Kota berharap kehadiran badan usaha milik desa harus memberi dampak positif bagi geliatnya perekonomian masyarakat di tingkat gampong. Jangan sebaliknya, keberadaannya menjadi beban bagi pemerintahan gampong.
Wali Kota menyebutkan, data Kementerian Desa tercatat 1.022 BUMDes yang tersebar di 74 kabupaten/kota di seluruh Indonesia telah berkembang dengan baik.
"Di Banda Aceh sendiri nantinya akan ada 90 BUMDes. Dengan jumlah tersebut diharapkan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang berkembang pesat saat ini," papar Wali Kota.
Pemerintah Kota Banda Aceh, sebut Illiza Saaduddin Djamal, menaruh harapan agar kehadiran BUMDes dapat menyegerakan kemandirian ekonomi setiap gampong.
"Kami berharap BUMDes menjadi alat penguatan ekonomi masyarakat. Jika setiap gampong sudah mandiri, maka secara otomatis Banda Aceh mandiri secara ekonomi," kata Illiza Saaduddin Djamal.