REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu dekat, Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah akan melakukan autosi terhadap jenazah terduga teroris Siyono (39). Demi alasan keamanan, Pemuda Muhammadiyah enggan menyebutkan tanggal pasti autopsi tersebut.
"Muhammadiyah telah menunjuk enam dokter ahli forensik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan wilayah Jawa Tengah untuk melakukan autopsi," kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat konferensi pers Mencari Keadilan untuk Suratmi di Jakarta, Jumat (1/4).
Awalnya, autopsi akan dilakukan Rabu (30/3). Namun karena alasan teknis, autopsi tersebut pun ditunda. Autopsi dilakukan atas permintaan keluarga Siyono, terutama sang istri, Suratmi.
Pemuda Muhammadiyah pun kerap berulangkali mempertanyakan keseriusan Suratmi perihal autopsi tersebut, terutama berkaitan dengan kuasa yang ia berikan pada Muhammadiyah. Suratmi sendiri percaya bahwa Muhammadiyah dan ormas serta lembaga lain yang terkait, mampu mendampinginya mencari keadilan atas meninggalnya Siyono.
Rencana autopsi jenazah Siyono sempat batal karena mendapatkan penolakan warga. Kepala Desa (Kades) Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng Djoko Widoyo mengklaim bahwa warga menolak autopsi tersebut dilakukan. Jika keluarga Suratmi tetap nekat mengautopsi, kepala desa meminta mereka untuk angkat kaki dari kediamannya.