REPUBLIKA.CO.ID,KULONPROGO -- Produksi ikan dari tambak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkat sebesar 72,50 persen dari 1.497 ton menjadi 2.581 ton seiring dengan relatif banyaknya tambak udang sepanjang pantai selatan di daerah itu pada 2015.
"Budi daya ikan tambak masih menarik minat warga di pantai selatan karena keuntungannya lebih signifikan daripada budi daya ikan di kolam," kata Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Kamis (31/3).
Budi daya tambak di daerah itu diakuinya masih ada permasalahan yang harus diselesaikan secara bijaksana ke depannya. Hal ini karena tidak mengindahkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan dan tidak menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemkab Kulon Progo. Namun, kata Sudarna, budi daya tambak tersebut produktivitasnya sudah mulai menurun karena sudah mulai muncul penyakit yang menyerang udang.
Ia mengatakan bahwa produksi tambak udang di kawasan pasir menjamur, bahkan perputaran ekonomi berkembang pesat. Satu kolam ukuran 2.000 meter persegi, misalnya, mampu menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 80 juta sampai dengan Rp 100 juta. "Meski tambak udang terserang berak putih yang menyebabkan petambak tidak mendapat keuntungan banyak, mereka sebagian bertahan," katanya.
Ia mengakui produksi ikan dari kolam menurun sebesar 8,33 persen dari 12.825 ton menjadi 11.756 ton pada 2015, sedangkan karamba pada tahun yang sama tidak berproduksi karena musim kemarau panjang.
Sudarno mengatakan bahwa produksi ikan konsumsi terbesar jenis dari ikan lele sebesar 64,87 persen, kemudian udang vaname 18 persen, gurami 12,84 persen, nila 3,91 persen, bawal tawar 0,20 persen, ikan mas 0,08 persen, tawes 0,05 persen, ikan lainnya 0,04 persen, ikan patin 0,02 persen. Komoditas ikan bandeng pada tidak ada produksi.
Hal itu menunjukkan bahwa komoditas lele masih merupakan primadona dalam usaha perikanan di kolam.
Menurut dia, pembudidayaan lele yang lebih tahan terhadap penyakit dan kebutuhan akan airnya yang sedikit cocok untuk kondisi Kulon Progo. Budi daya ikan lele, kata dia, dominan dilakukan dalam kolam-kolam terpal. Adapun kendala yang dihadapi dalam budi daya lele adalah relatif mahalnya pakan ikan.
Ia menyebutkan beberapa usaha seperti pelatihan yang bekerja sama dengan pihak perguruan tinggi dilakukan dalam rangka mengembangkan pakan ikan mandiri agar biaya operasional bisa berkurang.