REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono melaporkan hasil pengamatan timnya yang tidak menemukan retakan berarti pada bangunan dalam proyek Hambalang.
"Hasil pengamatan kami, tidak ditemukan retakan berarti pada struktur bangunan, ada retakan rambut tapi masih dalam kategori normal," kata Basuki dalam jumpa pers setelah rapat terbatas dengan topik terkait dengan Proyek Pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.
Pihaknya juga mengamati sejumlah hal, di antaranya kecepatan gerakan 0,008 cm atau 8 mm per tahun atau tergolong sangat lambat.
Selain itu, kondisi bangunan teramati dalam keadaan tegak dan tidak bergeser.
"Degradasi struktur bangunan terbuka, misalnya karat karena oksidasi khususnya pada tulangan, tapi ini baru hasil pengamatan," katanya.
Ia mengatakan "scanning" dilakukan terhadap bangunan gedung dan kadar air beton bisa dilihat dari diameter besi beton yang dipakai yang disesuaikan dengan spek yang ada saat itu.
Pihaknya membentuk tim audit teknis yang didukung tim pakar teknis dari berbagai perguruan tinggi, meliputi UGM dan ITB.
Sejumlah penelitian dilakukan, di antaranya ketegakan bangunan dengan menggunakan alat laser.
"Tindak lanjut dari hasil data pengamatan lapangan akan diskusikan dengan pakar," katanya.
Tim tersebut dibentuk sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan aset negara dalam proyek Hambalang.