Rabu 30 Mar 2016 16:24 WIB

Mainkan Isu SARA Jelang Pilkada Jakarta, Ahok: Itu Pengecut!

Red: M Akbar
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (25/2).
Foto: Antara/Reno Esnir
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengharapkan kepada para calon gubernur yang mau maju pemilihan gubernur (pilgub) Jakarta agar jangan menggunakan isu rasis atau menakut-nakuti melalui media sosial, seperti yang dilakukan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra.

"Apalagi Dubes di Jepang, adiknya Yusril pakai nasehat begini ini bahaya. Saya sudah bilang ke orang-orang bilangin ke Menlu. Dan jangan bawa-bawa agama itu pengecut dan menghina Tuhan," kata Basuki di Jakarta, Rabu (30/3).

Para calon Gubernur DKI lebih bagus menawarkan program-programnya, mengenai apa yang akan diberikan kepada warga Jakarta dalam pilgub mendatang agar dipilih, katanya.

"Saya ingatkan para pengecut. Ini negara didirikan dengan darah dan nyawa oleh semua suku, ras dan etnis. Kita telah membangun pondasi empat pilar yakni Pancasila, UU 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, kita sudah memasang pondasi," kata Basuki.

Basuki mengibaratkan bahwa saat ini untuk bersama-sama membangun tembok dan atap yakni rumah Indonesia, rumah Pancasila dan bila ada yang mau membongkar pondasi tersebut akan dilawannya.

Sebelumnya dia mengatakan agar para calon Gubernur DKI Jakarta, kalau mau menantang Ahok harus mikirin program, jangan hanya mikirin ngalahin dengan cara fitnah-fitnah. "Kalau orang yang bijak itu memperbagus dirinya dong, mutunya dong, bukan menjelek-jelekan orang," kata Basuki.

Semua orang yang terbaik di seluruh Indonesia datang ke Jakarta, menawarkan program ke warga Jakarta, supaya warga jelas dengan tidak memilih "kucing dalam karung".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement