Rabu 30 Mar 2016 15:44 WIB

Jasa Marga Evaluasi Pelayanan Selama Libur Panjang Kemarin

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta di sekitar Jatibening.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta di sekitar Jatibening.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- PT Jasa Marga Persero melakukan serangkaian evaluasi terhadap kegiatan pelayanan arus lalu lintas saat libur Paskah di lintasan Tol Jakarta-Cikampek yang berlangsung 24-27 Maret 2016.

"Dari rangkaian kegiatan itu, ada hal positif dan negatif yang menjadi catatan kami untuk perbaikan layanan kepada masyarakat," kata Kepala Humas PT Jasa Marga Dwimawan Heru di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, evaluasi dilakukan berdasarkan situasi lalu lintas sepanjang libur Paskah.

Kemacetan di ruas Tol Jakarta-Cikampek yang terjadi dikarenakan kapasitas jalan yang tidak lagi mampu menampung jumlah kendaraan.

"Hasil pendataan kami, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 99.042 unit. Situasi ini melebihi prediksi kami yang hanya 94.000 unit kendaraan," katanya.

Menurut dia, terjadi peningkatan kendaraan sekitar 21 persen dari situasi normal mencapai 81.534 kendaraan.

"Kapasitas jalan tol kami pun tak dapat menampung jumlah tersebut," katanya.

Menurut dia, sisi negatif dari lonjakan kendaraan di ruas tol tersebut menyebabkan kemacetan di sejumlah titik jalan bebas hambatan. Namun demikian, sisi positifnya dari lonjakan kendaraan itu menunjukkan adanya pertumbuhan dan peningkatan ekonomi di Indonesia.

"Artinya saat ini masyarakat sudah mengalami kemajuan. Dulu tidak bisa berlibur, kini mereka berlibur. Dulu tak punya mobil, kini mereka mampu berlibur dengan mobilnya. Hanya saja, kondisi jalan yang ada belum dapat mengimbangi pertumbuhan ekonomi masyarakat saat ini," katanya.

Heru mengaku telah memiliki beberapa program kerja jangka pendek dan jangka panjang dalam mengurai kemacetan tol. Di antaranya, Jasa Marga memiliki konsep mengurai kemacetan dengan metode "contra flow", pengalihan arus lalu lintas, dan loket yang dibuat manual, serta petugas yang melakukan jemput bola transaksi tol.

"Kami melihat solusi yang dilakukan sudah berjalan dan menjadi solusi efektif," katanya.

Menurut dia, sejumlah lokasi peristirahatan menjadi sorotan pihaknya karena menjadi salah satu faktor pemicu kepadatan lalu lintas.

"Masyarakat terlalu lama berada di lokasi peristirahatan hingga menyebabkan kepadatan pengunjungnya. Harapan kami, masyarakat turut berpartisipasi dan berperan juga mengatasi kemacetan yang terjadi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement