REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat inovasi pakan ternak unggas yang kini tak hanya berfungsi sebagai bahan makanan.
Bahan pakan ternak kini bisa dikombinasikan dengan temuan inovasi herbal terbaru dengan khasiat tak biasa.
"Kami awalnya meneliti 100 tanaman yang ada di Indonesia dengan khasiat dan aktivitas masing-masing. Sampai akhirnya ada empat tanaman herbal yang ternyata memiliki kandungan dengan efek berbeda," kata pakar Veteriner Unggas IPB Bambang Pontjo Priosoeryanto di Labolatorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Rabu (30/3).
Bambang menjelaskan, empat tanaman tersebut merupakan bahan jamu tradisional Indonesia yaitu temulawak, meniran, sambiloto, dan temu ireng.
Dari penelitian yang ia mulai sejak 2007, akhirnya menghasilkan dari kandungan yang ada pada tanaman tersebut memiliki anti virus untuk mencegah Avian influenza atau flu burung pada unggas.
"Caranya sangat sederhana, sama seperti memberikan pakan seprti biasa kepada ternak unggas seperti ayam sesuai umurnya," tutur Bambang.
Dia melanjutkan, tanaman tersebut prosesnya dikeringkan dahulu hingga menjadi bubuk atau tepung. Di salam bubuk herbal itu, kata dia, ada formula dengan komposisi masing-masing yang bisa mencegah flu burung terjadi pada unggas.
"Bubuk verbal itu hanya pelu dicampur pada pakan ternak konvensional lalu diaduk hingga rata, baru diberikan kepada ternak," jelas Bambang.
Jika dalam jumlah banyak, kata Bambang, pakan ternak konvensional bisa diaduk bersama bubuk herbal dengan menggunakan mixer. Setelah siap, pakan bisa diberikan kepada ternak selama satu bulan terus menerus.
"Dari penelitian yang kami lakukan dan susah kami terapkan pada ayam, 60 persen herbal yang dicampurkan pada pakan ternak bisa memberikan proteksi dan 40 persen bisa menahan kematian ternak karena flu burung," ungkap Bambang.
Bambang dan tim lainnya dari IPB kini sedang mengembangkan inovasi tersebut untuk mendapatkan paten yang lengkap. Dia berharap, kedepannya herbal pakan ternak ini bisa digunakan tidak hanya untuk peternak besar namun untuk peternak kecil yang banyak di setiap daerah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika