REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kebutaan cukup tinggi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Penyebabnya, yakni, katarak dan penyakit diabetes.
"Kita harus bersama-sama menanggulangi kebutaan," kata Ketua Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) Sulsel, dr. Habibah Muhidin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/3).
Ia mengungkapkan, salah satu penyebab utama kebutaan, yakni katarak dan penyakit diabetes. Menurutnya, kedua penyebab tersebut dapat dicegah dengan pengobatan lebih awal.
Sayangnya, kata Habibah, terbatasnya fasilitas kesehatan merupakan salah satu kendala. Ia berujar, upaya menekan angka kebutaan memerlukan usaha banyak pihak. "Pemerintah agak kesulitan karena fasilitas terbatas," lanjutnya.
Habibah menuturkan, untuk menekan angka kebutaan agar tidak semakin meningkat, perlu kerjasama berbagai pihak. Tidak hanya tanggungjawab dokter mata saja.
Sehingga, Habibah mengatakan, pihaknya tengah berusaha bersama meningkatkan fasilitas kesehatan mata. Salah satunya, dengan membentuk Forum Penanggulangan Kebutaan Sulsel dan workshop advokasi yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan kabupaten/kota.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menginstruksikan pembentukan klinik mata di setiap RSUD di kabupaten/kota yang ada di daerah tersebut. Namun, ia mensyaratkan klinik mata tersebut harus memenuhi standar dan tersertifikasi.
"Jika memang kondisinya sudah mengkuatirkan, buat emergency agenda untuk menangani masalah ini. Untuk penanganan jangka panjang, buat permanen sistem di mana setiap kabupaten dan kota memiliki klinik mata yang tersertifikasi," kata Syahrul menjelaskan.