REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan salah satu penyebab terjadinya penyanderaan WNI oleh perompak Filipina, karena selama ini TNI tidak pernah melakukan patroli bersama dengan Filipina. Ryamizard mengatakan, hal ini juga menjadi penghambat bagi Indonesia untuk menyelamatkan WNI.
Ryamizard mengatakan, saat ini 10 WNI yang ditawan kelompok perompak Abu Sayff sudah berada di Filipina. Namun, Indonesia sendiri tidak bisa berbuat apa apa sebelum Filipina mengizinkan untuk masuk dan melakukan penyelamatan.
"Itu negara orang. Kita tunggu aja kabar dari sana. TNI disini siap semuanya, tinggal jalan. Tapi ya gimana kita gak bisa asal masuk," ujar Ryamizard saat ditemui Republika.co.id di Kantor Menhan, Selasa (29/3)
Ryamizard mengatakan, ke depan ia akan mencoba membuka komunikasi dengan Filipina agar terjalin komunikasi dengan baik. Ini bisa menyebabkan ketika ada yang terjadi baik di dua negara akan bisa diselesaikan dengan cepat.
"Ini gara gara kita gak pernah kerja sama sama Filipina. Saya dah ngomong berkali kali," ujar Ryamizard.
Ryamizard sendiri mengatakan, saat ini pihak Menteri Luar Negeri dan Atase Pertahanan Indonesia untuk Filipina sedang melakukan negoisasi dengan pihak Filipina. Ia mengatakan, saat ini TNI sendiri sedang melakukan penyiagaan untuk kedepan jika memang harus masuk ke Filipina semua sudah siap.
"Negoisasi oke, kita masuk," tutup Menhan.