Selasa 29 Mar 2016 22:02 WIB

Pemprov Jabar Tiru Penanganan Ciliwung untuk Bersihkan Citarum

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Seorang pemulung menggunakan sampan mencari rongsokan berharga di Sungai Citarum, daerah Batujajar, Kabupaten Bandung. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang pemulung menggunakan sampan mencari rongsokan berharga di Sungai Citarum, daerah Batujajar, Kabupaten Bandung. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah provinsi Jawa Barat akan mengadopsi penanganan sungai Ciliwung (Jakarta) untuk penanganan pencemaran lingkungan di sungai Citarum. Karena, konsep penangan sungai Ciliwung dinilai cukup efektif menangani pencemaran sungai.

"Ya, Ciliwung jadi rujukan karena disana melibatkan juga TNI, operasi militer selain perang. Disana berhasil, kami mau duplikasi," ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar kepada wartawan, Selasa (29/3).

Menurutnya penangan sungai Ciliwung jadi salah satu rujukan Ciliwung dari Depok sampai masuk Jakarta bisa selesai karena melibatkan TNI Kodam V Jaya.

Namun, penanganan sungai Citarum tentunya akan sedikit berbeda dengan penangan sungai Ciliwung. Karena, penangan sungai Citarum cukup rumit terkait dengan beberapa kabupaten/kota. Jadi, perlu koordinasi antar pemerintah daerah.

"Citarum itu, melibatkan sekian banyak kabupaten/kota, itu baru sampai saguling saja. Bahkan, dari saguling kesana ada beberapa kabupaten kota lagi, koordinasinya lebih komplek, kalau jakarta sendirian saja, tinggal kerjasama dengan TNI, selesai," jelasnya.

Sedangkan Citarum, kata dia, penangannya harus berkoordinasi dengan kabupaten/kota agar jelas siapa mengerjakan. Pemprov Jabar pun, berencana membahas masalah penanganan sungai Citarum bersama dengan instansi terkait lainnya. Baik pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, BBWS, TNI dan lainnya.

"Nanti hari rabu (besok) mau dirumuskan semuanya tentang organisasinya untuk membentuk Samsat (satuan manunggal satu atap, red)," katanya.

Dalam rapat pembentukan Samsat, kata dia, nanti dirumuskan tugas masing masing seperti apa. Karena, semua stakeholders akan terkait. Penanganan sungai Citarum ini, memang perlu dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua unsur pemerintah daerah dan instansi terkait lainya. Termasuk juga, TNI dan masyarakat.

"Citarum ini sudah harus ditangani secara menyeluruh, dari sukses story Ciliwung, ikut peran TNI. Makanya kita kerja sama dengan TNI," ujarnya lagi.

Untuk jangka pendek, kata dia, perlu ada penanganan terkait sampah di Sungai Citarum. Minimal, setelah tumpukan sampahnya dibereskan kemudian dilakukan pengerukan sendimentasi.

"Sekarang Ciliwung bersih ga ada sampah. Setelah itu baru bicara limbah, kan ada Satgas, mungkin nanti ada Samsat. Penanganan hukumnya berbeda," katanya.

Deddy menilai, menangani masalah di Citarum, perlu kesadaran dari masyarakat. Selain tidak membuang sampah ke sungai, masyarakat pun diharapkan tidak membuang kotoran (tinja) ke sungai.

"Ini harus dibenahi, orang buang air dirumah tapi salurannya langsung ke sungai. Ga ada septitank," jelasnya

Kalau dihitung, kata dia, ada 100 ton tinja perhari yang masuk ke sungai. Ini, sangat memprihatinkan karena seharusnya MCK memiliki septitank tak bisa langsung dibuang ke sungai.

"Begitu juga dengan kotoran hewan itu sangat banyak, makanya kita mau bikin sapi komunal, sekaligus membuat biogas nya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement