REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia siap mengawal keputusan Presiden Joko Widodo terkait dengan Blok Masela. Keputusan bahwa kilang LNG (Liquefied Natural Gas/ Gas Alam Cair) Blok Masela didirikan di darat akan meningkatkan kegiatan ekonomi kelautan, termasuk lalu lintas laut di perairan Laut Arafura dan sekitarnya.
"Bakamla RI akan hadir di situ untuk menjamin keamanan dan keselamatan laut selama kegiatan pengelolaan Blok Masela," kata Sekretaris Utama Bakamla RI, Laksda Maritim Dicky R Munaf dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/3).
Dia menambahkan, pembangunan fasilitas pengolahan gas di darat akan menumbuhkan kegiatan ekonomi di darat dan juga di laut, terutama karena padatnya lalu lintas darat ke laut dan laut ke darat di Laut Arafura dan sekitarnya. Kegiatan pengelolaan Blok Masela bernilai ratusan triliun rupiah sehingga harus ada jaminan, keamanan dan keselamatan laut di seluruh wilayah kegiatan ekonomi Blok Masela, ujar Laksda Munaf.
"Keputusan Presiden itu akan memacu kegiatan ekonomi di laut dan di darat. Sesuai dengan tupoksinya, Bakamla RI akan menjamin keamanan dan keselamatan seluruh kegiatan ekonomi wilayah laut yang terkait dengan pengelolaan Blok Masela," tambahnya.
Lapangan Blok Masela berada di wilayah Laut Arafura yang berbatasan dengan Australia. Kedalaman Laut di Blok Masela adalah 400-800 meter. Wilayah daratan yang terdekat adalah Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat. Lapangan Blok Masela berjarak 300 km dari Darwin, Australia, 170 km dari Saumlaki, 800 km dari Kupang, 500 km dari Aru, dan dari Ambon berjarak 650 km.
"Pengelolaan Blok Masela akan meningkatkan kegiatan di hampir seluruh wilayah laut di Indonesia karena pembangunan fasilitas lapangan Blok Masela ada di laut dan kilang berada di darat. Arus barang melalui laut akan datang dari berbagai arah sehingga dibutuhkan keamanan dan jaminan keselamatan khusus," ujar Laksa Munaf.