REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para pengungsi bencana tanah longsor dan tanah bergerak di wilayah Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengalami darurat kebutuhan pokok harian.
Saat ini distribusi kebutuhan pokok seperti bahan makanan, pembalut wanita dan kebutuhan bayi dan fasilitas untuk masak di tempat pengungsian menjadi prioritas yang harus segera dipenuhi.
Anggota DPRD Jawa Tengah Karsono mengatakan, kebutuhan pokok harian ini sangat diperlukan oleh warga yang menjadi korban tanah gerak dan longsor, yang kini berada di tempat relokasi, selain ketersediaan air bersih dan akses jalan menuju lokasi.
Mengingat, akses tempat pengungsian ini cukup sulit. “Bahkan karena jembatan putus distribusi ataupun akses menuju pengungsian warga ini harus memutar melalui Kecamatan Karangkobar,” jelasnya. (Baca: Tanah Terus Bergerak, Dua Rumah Rata dengan Tanah)
Karsono juga menyampaikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan masyarakat Banjarnegara sudah belajar banyak dari musibah kemanusiaan longsor di Desa Jemblung, Kecamatan Karangkobar yang merenggut ratusan jiwa.
Peristiwa tanah bergerak dan longsor di Clapar bisa segera diantisipasi dengan baik, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan pengungsi. Karena itu, ia pun meminta BPBD untuk bertindak cepat dalam pemenuhan kebutuhan dasar korban longsor Clapar ini.
“Masyarakat dan pemkab sudah memahami bahwa di Banjarnegara itu ada titik-titik bencana, sehingga begitu ada tanda, mereka segera melakukan antisipasi termasuk diantaranya mengungsi di tempat relokasi,” ujar ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah ini.
Seperti diketahui, peristiwa longsor di Desa Clapar Banjarnegara menyebabkan sebanyak 250 warga dari 83 kepala keluarga (KK) mengungsi di Gedung TK Pertiwi, Clapar, Madukara. Adapun, dampak longsor tersebut adalah sebanyak 15 rumah roboh dan 57 rumah rusak, terancam dan saat ini sudah dikosongkan. Di posko pengungsian, saat ini berada di rumah warga.