REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah warga perumahan di Kelurahan Jatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai resah dengan ancaman penyakit demam berdarah dengue yang merebak di kawasan setempat dalam sebulan terakhir.
"Sampai dengan Maret 2016 jumlah korban DBD di perumahan saya mencapai sembilan orang. Mereka warga RT03, RW19, Jatimakmur," kata warga setempat Dendi (30) di Bekasi, Senin (28/3).
Menurut dia, korban DBD di kawasan tersebut menyerang keluarga dalam satu rumah sepanjang Maret 2016. "Salah satunya adalah sepupu saya Novi (23) warga RT03 RW19 yang dirawat sejak pertengahan Maret. Tidak lama kemudian, ibu dan bapaknya juga terjangkit DBD," katanya.
Situasi lingkungan di perumahan tersebut, menurut Dendi, saat ini membutuhkan upaya penanggulangan dari instansi terkait untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit.
"Saya sudah minta pihak kelurahan untuk menanggulangi persoalan tersebut dengan pemberantasan sarang nyamuk. Katanya masih dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan," katanya.
Warga setempat menilai upaya fogging tidak optimal dalam menanggulangi DBD karena hanya membuat nyamuknya kebal. "Yang efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk agar tidak terus bertambah kasusnya," katanya.
Kekhawatiran warga setempat juga dilatarbelakangi informasi bahwa DBD di Kota Bekasi saat ini sudah relatif tinggi, yakni mencapai 1.100 kasus. Dinas Kesehatan Kota Bekas mencatat sebanyak 17 pasien di wilayah itu meninggal dunia akibat terjangkit penyakit DBD sepanjang Januari--Maret 2016.
"Pasien yang meninggal itu hampir merata di 12 kecamatan Kota Bekasi," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah pada Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tetty Manurung. Lonjakan tertinggi jumlah kasus tersebut terjadi pada bulan Februari sebanyak 500 kasus, sementara Januari 300 kasus dan sisanya terjadi pada bulan Maret 2016.