REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Program budidaya ikan Kerapuh di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, masih terkendala dengan tidak tersedianya bibit.
Kepala Bidang Budidaya dan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, Nilawaty Ismail, Sabtu di Gorontalo mengatakan, potensi pembudidayaan ikan kerapuh sangat besar namun para pembudidaya sangat kesulitan mendapatkan pasokan bibit dalam jumlah banyak.
Menurutnya, satu unit pusat perbenihan ikan "hatchery" yang dibangun di Kecamatan Monano, belum dapat dioperasikan.
Sebab minim sumber daya manusia (SDM) pengelola dan masih kurangnya pasokan listrik yang menjadi syarat utama pembudidayaan bibit ikan kerapuh.
Pihaknya kata Nilawaty, sedang berupaya menjalin kerja sama dengan pusat-pusat perbenihan ikan kerapuh setelah melakukan "study sharing" dengan Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon yang merupakan binaan Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Tahun 2015 lalu kata ia, pihaknya telah mengirimkan satu orang nelayan pembudidaya dari Kecamatan Monano, untuk magang dan dilatih mengoperasionalkan "hatchery" di Balai Perikanan Budidaya tersebut.
Namun, satu orang saja ternyata tidak bisa memaksimalkan operasional "hatchery" skala sedang yang dibangun di daerah ini, sehingga rencananya pemerintah daerah masih akan mengirimkan lagi SDM-SDM yang diharapkan menjadi tenaga siap pakai sebagai cikal bakal pusat perbenihan kerapuh di daerah ini.
Targetnya kata Nilawaty adalah, memenuhi pasokan benih untuk seluruh pembudidaya di daerah ini agar mereka terdorong untuk mengembangkan budidaya kerapuh, baik kerapuh tikus, kerapuh macan, khususnya kerapuh merah.