Sabtu 26 Mar 2016 18:47 WIB

Pemkot Bogor Terus Sosialisasi Sistem Satu Arah

Rep: c32/ Red: Ani Nursalikah
  Warga bewisata ke Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/8).  (Republika/ Yasin Habibi)
Warga bewisata ke Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/8). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sistem Satu Arah (SSA) di seputaran kebun Raya Bogor (KRB) pada 1 April nanti akan segera diuji coba. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus menyosialisasikan program tersebut kepada seluruh warga Bogor dan meminta semua pihak membantu sukseskan SSA.

“Para pengurus RT atau RW, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), lurah hingga camat merupakan ujung tombak Pemkot Bogor dalam membantu mensosialisasikan penerapan uji coba SSA,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Sabtu (26/3).

 

Terutama, lanjut Bima, wilayah Bogor Tengah yang menjadi banyak perubahan karena SSA. Bima meminta kerja sama dari seluruh unsur Muspika Bogor Tengah hingga para pengurus RT dan RW untuk membantu menyampaikan program tersebut kepada semua warga di lingkungannya masing-masing.

"Apa pun yang direncanakan Pemkot Bogor, tanpa dukungan semua pihak yang ada di wilayah Bogor Tengah ini maka tidak akan berjalan. Apalagi fokus program SSA ini juga berada di Bogor Tengah," kata Bima.

Bima menyatakan Pemkot Bogor yakin sosialisasi soal SSA maksimal dilakukan. Tidak hanya melalui kesempatan dan kepada sejumlah elemen masyarakat, Pemkot Bogor juga mensosialisasikan melalui berbagai media seperti billboard, videotron, dan spanduk.

"Selain sosialisasi soal SSA, tidak kalah pentingnya kita juga sosialisasikan pentingnya sterilisasi jalur-jalur alternatif yang nantinya akan digunakan pada penerapan SSA," ujar Bima.

Camat Bogor tengah Rahmawati menilai persiapan secara teknis menuju uji coba penerapan SSA sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor. Tetapi, kata dia, untuk menyampaikan informasi dan sosialisasinya secara lengkap kepada masyarakat menjadi tanggung jawab Muspika.

"Seperti di wilayah-wilayah kita yang selama ini dipenuhi pedagang kaki lima (PKL), sekarang sudah dirapihkan. Ini merupakan hasil dari sosialisasi yang telah kita lakukan kepada masyarakat," ungkap Rahmawati.

 

Baca juga: Zaskia, Kasus Pertama Pelecehan Lambang Negara di Publik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement