Jumat 25 Mar 2016 21:04 WIB

Korban Longsor Banjarnegara yang Mengungsi Terus Bertambah

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ilham
Tanah longsor di Banjarnegara (ilustrasi)
Tanah longsor di Banjarnegara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga yang mengungsi akibat longsor yang merjang RT 03 hingga 05 RW 01 Desa Clapar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terus bertambah. Saat ini, tercatat ada ada sebanyak 158 jiwa warga yang mengungsi ke SD 2 Clapar, Madukara.

"Longsor pada pagi tadi menyebabkan sembilan rumah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dua rumah rusak ringan, dan 29 rumah terancam longsor susulan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/3).

Dikatakannya, sebanyak 300 personil gabungan dari BPBD Kabupaten Banjarnegara bersama Kodim 0704 Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Banser, PMI, Tagana, Bela Negara dan relawan, mengevakuasi warga ke tempat yang aman.

Sutopo menjelaskan, wilayah di Kabupaten Banjarnegara memang rawan longsor. Sebab, kondisi geologi dan topografi secara alamiah mudah longsor.

Kali ini, longsor terjadi di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara pada Kamis pukul 19.00 WIB. Kemudian longsor kedua ditempat yang sama terjadi pada Jumat pukul 01.30 WIB. Dan diikuti longsor susulan pada pukul 06.00 WIB.

Sutopo berujar, longsor terjadi pada area yang cukup luas, yaitu lima hektar yang menyebabkan tanah bergerak sejauh 1,2 kilometer. "Tipe longsoran yang terjadi adalah longsoran merayap (soil creep) yang bergerak secara perlahan-lahan sehingga masyarakat dapat mengantisipasi melakukan evakuasi," katanya.

Menurut dia, Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Wosobo, Banyumas, Purbalingga dan Cilacap, membantu evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi. "Logistik dan peralatan dikerahkan ke lokasi. Pokso Aju, posko pengungsian, dan dapur umum telah didirikan," katanya.

Sutopo menjelaskan, kondisi terkini, tanah terus bergerak, sebab seharian hujan turun. Selain itu, saat ini listrik dimatikan dan akses jalan utama Kabupaten Banjarnegara Pagentan melalui Madukara terputus total.

Sementara itu, daerah di sekitar longsor telah dikosongkan untuk mengantisipasi longsor susulan, mengingat area longsor cukup luas. "Dengan kondisi seperti itu sudah tidak layak untuk menjadi permukiman karena tanah sangat labil dan membahayakan," ujar Sutopo.

Ia mengimbau kepada masyarakat terus meningkatkan kesiapsiagaan. Sebab, curah hujan berintensitas tinggi masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti Jawa, sebagian Sumatra bagian Selatan, Sulawesi dan Papua. Kemudian, ancaman banjir, longsor dan puting beliung masih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement