Jumat 25 Mar 2016 06:15 WIB

Menteri LHK Terima Dubes Norwegia dan Dubes Denmark

 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat menerima kunjungan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat menerima kunjungan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menghargai Pemerintah Norwegia dalam mendukung program Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim, khususnya peran hutan Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, yaitu melalui kegiatan REDD+ dan pembangunan ekonomi rendah karbon.

Hal ini disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat menerima kunjungan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik di ruang kerjanya, Kamis (24/03/2016).  

Pada saat pertemuan, Menteri Siti menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di provinsi rawan kebakaran salah satunya melalui pembangunan sekat kanal. Sekat kanal dinilai efektif dalam pengendalian Karhutla dan mempertahankan muka air gambut.

Dalam upaya antisipasi Karhutla, Menteri LHK akan mengundang Stig Traavik pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) direncanakan dipimpin Presiden Indonesia di Jambi, 5 April mendatang. Selain itu, Menteri LHK juga menyampaikan bahwa era sekarang lebih terbuka, " Setiap orang bisa mengakses informasi publik yang tersedia setiap saat. Apapun informasi yang dibutuhkan masyarakat akan segera disampaikan oleh Kementerian LHK," kata menteri.

Siang harinya Menteri LHK menerima Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Casper Klynge yang lebih banyak membicarakan tentang pengelolaan sampah dan limbah. Siti Nurbaya menyampaikan bahwa KLHK sudah punya contoh pengelolaan sampah menjadi energi listrik di Cilacap, Jawa Tengah.

"Hal ini sejalan dengan target Presiden untuk membangun pembangkit listrik 35.000 MW", ucap Siti. Indonesia juga punya proyek di 80 kota yang sudah punya alat pemproses sampah seperti di Malang, Martapura, Kendari, dan Balikpapan.

Menurut Casper Klynge, Denmarks telah punya teknologi yang bagus dalam pengelolaan sampah dan limbah. "Denmark lebih fokus dalam pengelolaan sampah dan bagaimana merubah sampah menjadi energi".

"Kami mengambil sampah dari Inggris, dan kita buat teknologi pengolahannya di Denmark", ucap Casper. Selain itu, Denmark juga tertarik dengan restorasi ekosistem seperti yang telah dilaksanakan di Hutan Harapan Jambi. Denmark akan mempelajari model kerjasamanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement